Hole
Hole merupakan upacara adat pemberian persembahan hasil panen masyarakat adat Sabu Raijua sebagai ungkapan syukur kepada “tuhan” (Sang pencipta alam semesta dan para leluhur) yang mereka sembah dengan sapaan Deo Ama. Pemberian persembahan ini berupa hasil panen, seperti kacang hijau, sorgum, sirih pinang, dan juga ternak. Di pulau Sabu, khususnya di Hawu Mehara, para pemimpin adat akan menunjukan salah satu ternah milik masyarakat. Kemudian mengisi hasil panen di dalam anyaman lontar atau Kedue'; kebiasaan masyarakat pulau Raijua, khususnya di Dara Rae / Kampung Adat Nadega[1] (Gambar) atau dalam ketupat; kebiasaan masyarakat pulau Sabu pada umumnya.
Bagi masyarakat pulau Sabu, persembahan ini kemudian dihanyutkan kelaut menuju pulau Raijua. Karena mereka percaya bahwa leluhur mereka berasal dari pulau Raijua.
Hole juga diartikan sebagai wujud bakti terhadap jasa para leluhur yang telah memberikan kehidupan bagi mereka. Pengekspresian dari ungkapan syukur masyarakat adat tersebut juga merupakan suatu keharusan. Karena Hole menjadi sarana untuk membersihkan, menyucikan serta menjauhkan pulau Sabu Raijua dari malapetaka agar hasil panen lebih baik dari tahun kemarin.
Sumber:
TM untuk Knowledge Management GEF SGP fase 7 / Amelia Rina Nogo de Ornay
- ↑ Ba’i Lobo Djala - Kenuhe; salah satu pemangku adat di Kampung Adat (Dara Rae) Nadega.
