Ike suti

From Akal Lokal
Ike Suti. (Foto: Rosa Panggabean)

Ike Suti merupakan alat pemintal kapas. Alat ini terdiri dari dua bagian, lembing pendek (Ike) dan tempurung tempat putaran (Suti).

Ike terbuat dari kayu kasuari, bentuknya mirip lembing dengan panjang sekitar 25 cm, berujung runcing. Bagian kepala ike lebih kecil dibanding bagian badannya. Suti dalam bahasa lokal bermakna tempat kosong, arena yang hanya bisa dipakai ike berputar. Ike biasanya dibuat dari tempurung kelapa, tapi ada juga yang menggunakan kulit kerang besar.[1]

Ike suti sarat filosofi. Lembing kecil ini diibaratkan tubuh perempuan. Bagian bawah perut, bagian atas dada. Saat pintalan benang memenuhi tubuh ike, maka ia harus digeser ke bagian atas, di bagian dada. Jika ike sudah penuh, disebut satu ike, maka bagian badan akan membuncit, demikian juga bagian dada akan terlihat cembung. Ia bagaikan bifel ma'apu atau perempuan hamil. Saat kondisi ini, memintal harus dihentikan sebab putaran ike akan terganggu jika dipaksakan ditambah benang. Artinya sudah waktunya melepaskan benang, memindahkannya dengan menggulungnya di sebuah batu atau potongan kayu hingga membentuk bola.[1]

Selain itu, di Mollo Ike Suti juga merupakan simbol dari tenun. Dua alat ini menggambarkan bagaimana ike yang berputar – seperti gasing – di atas tempurung dan “merangkul” kapas yang dililitkan ke batangnya. Begitulah peran perempuan Mollo: merangkul kekayaan alam dan hubungan-hubungan kemanusiaan, merangkul kehidupan. Tak heran, Perempuan dianggap belum menyelesaikan adatnya jika ia belum selesaikan ike suti nya.[1]

Sumber:

Maimunah, Siti. 2017. Tenun dan Para Penjaga Identitas. Jakarta: Poros Photo, Perhimpunan Lawe, Organisasi Attaemamus (OAT), dan GEF SGP Indonesia

  1. 1.0 1.1 1.2 Maimunah, Siti. 2017. Tenun dan Para Penjaga Identitas. Jakarta: Poros Photo, Perhimpunan Lawe, Organisasi Attaemamus (OAT), dan GEF SGP Indonesia