Kelor

From Akal Lokal

Kelor atau Moringa oleifera merupakan salah satu bahan pangan yang telah dinobatkan dunia sebagai superfood.[1]

Pohon Kelor.
Pohon Kelor. (Foto: Buku Jejak Pangan Lokal Nusantara / Edy Susanto, hal. 89)

Kelor Wakatobi

Kelor, atau Kaudafa (nama lokal di daerah Wakatobi) adalah sayuran yang cukup popular di Wakatobi. Di kepulauan ini pohonnya tersebar di mana-mana. Baik itu di pekarangan rumah, ataupun sepanjang jalan. Ia merupakan tanaman yang mudah tumbuh tanpa harus dirawat khusus.

Pulau yang paling memanfaatkannya secara maksimal adalah Pulau Binongko. Karena, tanaman sayuran lainnya sulit tumbuh dan hidup di sini. Selain bahannya yang mudah didapat, memasak kaudafa juga tak sulit. Bila diolah jadi makanan, seringkali dicampur dengan sayuran lain agar lebih sedap. Misalnya, dengan kembang pepaya (kamba nu kapaeya).

Manfaat Berdasarkan Keyakinan Masyarakat

Olahan Kelor/Kaudafa. (Foto: Buku Jejak Pangan Lokal Nusantara / Edy Susanto, hal. 89-90)

Masyarakat juga percaya bahwa kaudafa berguna pula sebagai obat. Misalnya, untuk meredakan mabuk laut atau mabuk perjalanan. Setelah tiba dari sebuah perjalanan jauh, para orang tua biasanya akan memasakkan daun kelor. Airnya diminumkan untuk menetralkan mabuk perjalanan. Ada juga masyarakat yang percaya bahwa kelor bisa melunturkan ilmu sihir atau susuk.

Sumber:

Damayanti, Ery dan Masjhur Nina. 2022. Jejak Pangan Lokal Nusantara. Jakarta:Terasmitra bekerjasama dengan GEF-SGP Indonesia dan Literasi Visual15 (hal. 84-85)

  1. Winarno, F. G. 2018. Tanaman Kelor (Moringa oleifera) Nilai Gizi, Manfaat, dan Potensi Usaha. Jakarta:Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama