Meramu Pewarna Alam Tenun

From Akal Lokal

Tenun identik dengan warnanya yang bermacam-macam. Untuk pewarna alam, biasanya berasal dari bahan-bahan alami di sekitar rumah, kebun, maupun hutan seperti dari akar, daun, kulit, buah, dan bunga tanaman. Berikut ini adalah beberapa cara untuk meracik pewarna alam.

Warna Hitam

Petik daun nila sebanyak dua kilogram dan rendam dalam air, simpan dalam periuk tanah selama dua malam. Remas daun nila yang mulai hancur, campur sedikit kapur, putar-putar, lalu saring, dan buang ampasnya. Celupkan benang ke dalam air, biarkan selama satu jam sehingga kelihatan berwarna hitam. Keluarkan lantas dijemur.

Resep lain: Daun nila dipetik dan direndam dalam periuk tanah selama tiga hari. Kemudian, buang ampasnya dan campur dengan kapur, lalu biarkan selama tiga hari lagi. Terakhir, rendam benang hingga warnanya hitam. Untuk mendapatkan warna hitam pekat, rendam benang beberapa kali.[1]

Warna Merah

Ambil kulit kasuari sekitar empat kilogram, rebus hingga keluar air berwarna merah. Basahi benang dengan air bersih terlebih dahulu sebelum dicelup ke dalam air rebusan tersebut.

Resep lain: Daun jati ditumbuk dan diremas-remas dengan setengah gelas air, lalu ampasnya dibuang. Tambahkan sedikit kapur. Remas-remas benang dengan air tumbukan daun jati tersebut hingga mendapatkan warna merah yang diinginkan, kemudian jemur benang sampai kering.[2]

Warna Kuning

Ambil satu kilogram kunyit, parut. Kemudian, remas-remas benang dalam parutan kunyit. Untuk mendapatkan warna kuning tua biasanya dilakukan pewarnaan berulang-ulang, dua hingga tiga kali. Setelah dirasa cukup, jemur benang hingga kering.[2]

Warna Hijau

Ambil pucuk daun pinang dan daun kacang arbila hutan. Tumbuk keduanya hingga halus. Campurkan sedikit air dan remas-remas. Pisahkan ampasnya. Masukkan benang ke larutan.[2]

Warna Oranye

Ambil satu kilogram kunyit, parut dan campur dengan setengah sendok kapur dan sedikit air. Masukkan benang dalam campuran tersebut. Remas-remas hingga mendapatkan warna yang diinginkan, kemudian jemur hingga kering.[2]

  1. Maimunah, Siti. 2017. Tenun dan Para Penjaga Identitas, Jakarta: Poros Photo, Perhimpunan Lawe, Organisasi Attaemamus (OAT), dan GEF SGP Indonesia (Hal. 31)
  2. 2.0 2.1 2.2 2.3 Maimunah, Siti. 2017. Tenun dan Para Penjaga Identitas, Jakarta: Poros Photo, Perhimpunan Lawe, Organisasi Attaemamus (OAT), dan GEF SGP Indonesia (Hal. 32)