Wiwitan Mbako: Difference between revisions

From Akal Lokal
(Created page with "'''Wiwitan Mbako''' adalah sebuah tradisi untuk memulai panen tembakau. Biasanya membawa makanan berupa ''bucu'' (tumpeng kecil) serta pelengkap lainnya dan mulai didoakan oleh sesepuh desa kemudian dimakan bersama dengan pemilik ladang atau keluarga yang ikut menyaksikan. Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu cara masyarakat untuk mengucapkan syukur atas hasil panen yang diperoleh dan mengharapkan pengolahan hasil panen dapat berjalan lancar.<ref>Bapak Nardi (...")
 
No edit summary
 
Line 2: Line 2:


Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu cara masyarakat untuk mengucapkan syukur atas hasil panen yang diperoleh dan mengharapkan pengolahan hasil panen dapat berjalan lancar.<ref>Bapak Nardi (Mitra Rimba Lestari, 40 Tahun)</ref>
Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu cara masyarakat untuk mengucapkan syukur atas hasil panen yang diperoleh dan mengharapkan pengolahan hasil panen dapat berjalan lancar.<ref>Bapak Nardi (Mitra Rimba Lestari, 40 Tahun)</ref>
{{Penulis}}


== Sumber: ==
== Sumber: ==

Latest revision as of 07:05, 22 April 2025

Wiwitan Mbako adalah sebuah tradisi untuk memulai panen tembakau. Biasanya membawa makanan berupa bucu (tumpeng kecil) serta pelengkap lainnya dan mulai didoakan oleh sesepuh desa kemudian dimakan bersama dengan pemilik ladang atau keluarga yang ikut menyaksikan.

Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu cara masyarakat untuk mengucapkan syukur atas hasil panen yang diperoleh dan mengharapkan pengolahan hasil panen dapat berjalan lancar.[1]

Penulis Artikel

✍️ Ditulis oleh: Lia de Ornay

Sumber:

TM untuk Knowledge Management GEF SGP fase 7 / Sumartini

  1. Bapak Nardi (Mitra Rimba Lestari, 40 Tahun)