Motif Telupat Lurik: Difference between revisions
(Created page with "Indonesia memiliki kekayaan wastra, salah satunya adalah Lurik. Kain tenun dengan kesederhanaan tetapi memiliki syarat makna. Salah satu motif tenun dari lurik yaitu ''Telu-pat,'' dari Bahasa Jawa ''telu'' (tiga) dan ''papat'' (empat), jika dijumlahkan hasilnya tujuh. Oleh masyarakat jawa angjka tujuh dianggap sebagai angka keramat yang melambangkan kehidupan dan kemakmuran.<ref>Djoemena, Nian S. 2000. Lurik: Garis-garis Bertuah. Jakarta: Penerbit Djambatan.</ref> File...") |
Lia de Ornay (talk | contribs) No edit summary |
||
| (2 intermediate revisions by 2 users not shown) | |||
| Line 1: | Line 1: | ||
Indonesia memiliki kekayaan wastra, salah satunya adalah Lurik. Kain tenun dengan kesederhanaan tetapi memiliki syarat makna. Salah satu motif tenun dari lurik yaitu ''Telu-pat | Indonesia memiliki kekayaan wastra, salah satunya adalah Lurik. Kain [[tenun]] dengan kesederhanaan tetapi memiliki syarat makna. | ||
[[File:Motif Telupat.png|alt=Photo by TM|thumb|Motif | |||
Salah satu motif [[tenun]] dari lurik yaitu '''''Telu-pat'''.'' Merupakan penegasan dari lajur yang memiliki motif berjejer tiga (''telu)'' dan empat ''(papat).'' Jika dijumlahkan hasilnya tujuh. Oleh masyarakat jawa angka tujuh ''(pitu)'' dianggap sebagai angka keramat yang melambangkan kehidupan dan kemakmuran. Angka tujuh dalam Bahasa Jawa ''Pitu,'' dekat dengan istilah ''pitulungan, pituduh dan pitutur.''<ref>Djoemena, Nian S. 2000. Lurik: Garis-garis Bertuah. Jakarta: Penerbit Djambatan.</ref> | |||
{{Penulis}} | |||
== Sumber: == | |||
[[File:Motif Telupat.png|alt=Photo by TM|thumb|Motif ''Telu-pat''. (Foto: Dokumentasi TM).]] | |||
<references /> | <references /> | ||
[[Category:Wastra]] | [[Category:Wastra]] | ||
[[Category:Tenun]] | [[Category:Tenun]] | ||
Latest revision as of 07:07, 22 April 2025
Indonesia memiliki kekayaan wastra, salah satunya adalah Lurik. Kain tenun dengan kesederhanaan tetapi memiliki syarat makna.
Salah satu motif tenun dari lurik yaitu Telu-pat. Merupakan penegasan dari lajur yang memiliki motif berjejer tiga (telu) dan empat (papat). Jika dijumlahkan hasilnya tujuh. Oleh masyarakat jawa angka tujuh (pitu) dianggap sebagai angka keramat yang melambangkan kehidupan dan kemakmuran. Angka tujuh dalam Bahasa Jawa Pitu, dekat dengan istilah pitulungan, pituduh dan pitutur.[1]
Penulis Artikel
Sumber:
- ↑ Djoemena, Nian S. 2000. Lurik: Garis-garis Bertuah. Jakarta: Penerbit Djambatan.
