Batik Motif Parang: Difference between revisions

From Akal Lokal
(Created page with "thumb Batik ''Parang'' berasal dari kata ''pereng'' yang berarti lereng atau tebing. Motif batik ini merupakan simbol dari ombak laut karena memiliki pola geometris membentuk huruf S yang saling terhubung dan tidak terputus membentuk diagonal. Motif batik peninggalan Kerajaan Mataram ini memiliki filosofi paduan dari sifat tangkas, waspada dan kontinuitas. Kontinuitas dalam mengupayakan kesejahteraan, berbuat...")
 
No edit summary
 
(2 intermediate revisions by 2 users not shown)
Line 1: Line 1:
[[File:Image from Memadukan Keberagaman - ebook, page 58.png|thumb]]
[[File:Image from Memadukan Keberagaman - ebook, page 58.png|thumb|Batik motif parang dari Lasem. (Foto: Buku Memadukan Keberagaman).]]
Batik ''Parang'' berasal dari kata ''pereng'' yang berarti lereng atau tebing. Motif batik ini merupakan simbol dari ombak laut karena memiliki pola geometris membentuk huruf S yang saling terhubung dan tidak terputus membentuk diagonal. Motif batik peninggalan Kerajaan Mataram ini memiliki filosofi paduan dari sifat tangkas, waspada dan kontinuitas. Kontinuitas dalam mengupayakan kesejahteraan, berbuat baik serta menjalin pertalian keluarga. Motif ini pada zaman dahulu tidak bisa digunakan oleh sembarang orang, kecuali Raja dan Ksatria Kerajaan. Batik ini melambangkan simbol semangat saat turun ke medan perang, penuh keberanian dan pantang menyerah seperti ombak yang memecah karang. Batik motif parang bannyak di jumpai di berbagai daerah misal Pekalongan, Solo, Jogjakarta dan Lasem. Pada era moderen ini batik moif parang biasa dikombinaksinan dengan motif-motif lain seperti motif batik yang menyerupai binatan, tumbuhan dan ornamen-ornamen kontemporer.  
Batik Parang berasal dari kata ''pereng'' yang berarti lereng atau tebing.
 
== Motif Batik Parang ==
Motif batik ini merupakan simbol dari ombak laut karena memiliki pola geometris membentuk huruf 'S' yang saling terhubung dan tidak terputus membentuk diagonal.
 
Motif batik peninggalan Kerajaan Mataram ini memiliki filosofi paduan dari sifat tangkas, waspada, dan kontinuitas. Kontinuitas dalam mengupayakan kesejahteraan, berbuat baik serta menjalin pertalian keluarga.
 
Motif ini pada zaman dahulu tidak bisa digunakan oleh sembarang orang, kecuali Raja dan Ksatria Kerajaan. Batik ini melambangkan simbol semangat saat turun ke medan perang, penuh keberanian dan pantang menyerah seperti ombak yang memecah karang.
 
Batik motif parang bannyak di jumpai di berbagai daerah misal Pekalongan, Solo, Yogyakarta, dan Lasem. Pada era moderen ini batik motif parang biasa dikombinaksinan dengan motif-motif lain seperti motif batik yang menyerupai binatang, tumbuhan, dan ornamen-ornamen kontemporer.  
 
{{Penulis}}


== Sumber: ==
== Sumber: ==

Latest revision as of 07:07, 22 April 2025

Batik motif parang dari Lasem. (Foto: Buku Memadukan Keberagaman).

Batik Parang berasal dari kata pereng yang berarti lereng atau tebing.

Motif Batik Parang

Motif batik ini merupakan simbol dari ombak laut karena memiliki pola geometris membentuk huruf 'S' yang saling terhubung dan tidak terputus membentuk diagonal.

Motif batik peninggalan Kerajaan Mataram ini memiliki filosofi paduan dari sifat tangkas, waspada, dan kontinuitas. Kontinuitas dalam mengupayakan kesejahteraan, berbuat baik serta menjalin pertalian keluarga.

Motif ini pada zaman dahulu tidak bisa digunakan oleh sembarang orang, kecuali Raja dan Ksatria Kerajaan. Batik ini melambangkan simbol semangat saat turun ke medan perang, penuh keberanian dan pantang menyerah seperti ombak yang memecah karang.

Batik motif parang bannyak di jumpai di berbagai daerah misal Pekalongan, Solo, Yogyakarta, dan Lasem. Pada era moderen ini batik motif parang biasa dikombinaksinan dengan motif-motif lain seperti motif batik yang menyerupai binatang, tumbuhan, dan ornamen-ornamen kontemporer.

Penulis Artikel

✍️ Ditulis oleh: Mohammad Rifqi Afdillah

Sumber:

Afdillah, M. Rifqi. Efraim Momba Reda., & Dicky Lopulalan. 2021. Memadukan Keberagaman. Yogyakarta: Terasmitra bekerjasama dengan BEDO