Rumput laut: Difference between revisions
Lia de Ornay (talk | contribs) No edit summary |
Lia de Ornay (talk | contribs) No edit summary |
||
| (6 intermediate revisions by 2 users not shown) | |||
| Line 1: | Line 1: | ||
[[File:Bibit Rumput Laut.jpg|thumb|Rumput Laut yang diikat ke tali untuk Budidaya. (Foto: Lia de Ornay / TM)]] | |||
[[File:Bibit Rumput Laut.jpg|thumb|Rumput Laut yang diikat ke tali untuk Budidaya | |||
'''Rumput laut''' yang dibudidaya di pesisir pulau [[:Category:Sabu Raijua|Sabu Raijua]], yakni jenis ''Eucheuma cottonii''. | |||
== Budidaya Rumput Laut di Sabu Raijua == | |||
[[File:Rumput laut yang dijemur.jpg|thumb|Rumput laut yang dijemur; setengah kering/layu. (Foto: Lia de Ornay / TM)]] | |||
Petani rumput laut biasa memanen rumput laut dalam kurun waktu 1,5-2 bulan. Rumput laut akan dipanen saat pasang surut atau '''''meting'''''. Biasanya rumput laut akan dijemur kemudian dijual kering dengan harga sekitar Rp 15.000/kg.<ref name=":0">Bapak Wila Duma, Desa Ledeunu-Raijua.</ref> | |||
Rumput laut biasa dipanen sekitar bulan Mei-Juni setelah ditanam selama kurun waktu 1,5-2 bulan. Waktu tanam disesuaikan dengan musim angin timur. Angin timur biasanya akan membawa nutrien baik untuk rumput laut. Sedangkan angin barat, masih aman untuk budidaya rumput laut. Tetapi, akan beresiko terkena penyakit ''ice ice''.<ref name=":0" /> | |||
Bibit rumput laut biasanya diikat ke tali dengan panjang 6 depak (10 meter). 3 tali bibit rumput laut biasanya dijual dengan harga sekitar Rp 1.000.000. Dari 1 tali, biasanya akan menghasilkan kurang lebih 4-5 kg rumput laut kering. Jika dibuat perhitungan menjual bibit dengan hasil rumput laut kering, akan lebih untuk menjual bibit. Karena, meminimalisir resiko gagal panen karena penyakit ''ice ice''. Masyarakat [[:Category:Sabu Raijua|Sabu Raijua]] biasanya mendapat bibit dari pulau [https://rotendaokab.go.id/profil-daerah Rote, Nusa Tenggara Timur]. Namun, sudah banyak petani rumput laut [[:Category:Sabu Raijua|Sabu Raijua]] yang membudidaya rumput laut untuk dijual sebagai bibit. Untuk wilayah Sabu Raijua, biasanya petani rumput laut dari Desa lain (Lederaga, Lobohede di Pulau [https://saburaijuakab.go.id/ Sabu]) akan membeli bibit dari Desa Ledeunu, [https://saburaijuakab.go.id/ Pulau Raijua]. Dengan menjadi petani rumput laut, perekonomian masyarakat [[:Category:Sabu Raijua|Sabu Raijua]] lebih baik.<ref name=":0" /> | |||
Salah satu mitra GEF SGP 7 di [[:Category:Sabu Raijua|Sabu Raijua]]; Komunitas IMAN melakukan Budidaya Rumput Laut Adaptif dengan menggunakan bak resirkulasi (membaut kebun bibit di darat). Konsep pembibitan rumput laut pada bak resirkulasi atau dengan membuat kebun bibit rumput laut di darat. Prinsip pembibitan pada bak resirkulasi, yaitu dengan menyiapkan lingkungan sehat, seperti kadar air laut, suhu air laut, kebersihan air laut, dan air laut terpapar sinar matahari untuk memudahkan proses fotosintesis)<ref name=":1">[https://www.youtube.com/live/crev0ipf4MM?si=E7DBtefG18YpJiEh TM Share Volume 441: Belajar dari Mitra SGP Fase 7: Budidaya Rumput Laut yang Berkelanjutan]</ref>. | |||
== Penyakit ''ice ice'' == | |||
Penyakit '''''ice ice''''' merupakan penyakit yang banyak menyerang rumput laut dengan ciri-ciri memutihnya rumput laut (seperti pelapukan pada kayu). Angin barat kemungkinan membawa nutrien yang tidak baik sehingga petani rumput laut akan rugi bila menanam di musim ini. | |||
Penyakit ''ais ais'' atau ''ice-ice'' disebabkan oleh bakteri ''Vibrio Sp.'' Gejala umumnya ditandai dengan pemutihan pada bagian pangkal ''thallus'', tengah dan ujung ''thallus'' muda yang diawali dengan perubahan warna ''thallus'' menjadi putih bening atau transparan. Pegendalian ''ice ice'' di Indonesia belum tertangani dengan baik yang berakibat pada penurunan produksi rumput laut<ref>Sumber: DKP, 2024. [https://drive.google.com/file/d/1Axa5TnZ0-CsCc1x7CB1j26fTQva7V20y/view?usp=drive_link Buku Sangia], hal. 188</ref>. | |||
== TM Share == | |||
[https://terasmitra.com/ TM] juga fokus berbagi pengetahuan dari mitra dalam [[TM Share]]; platform berbagi pengetahuan yang rutin dilakukan setiap minggu. [[TM Share|TM Share Volume 441]], menjadi salah satu volume yang fokus bahas tentang rumput laut dalam tema "[https://www.youtube.com/live/crev0ipf4MM?si=KR82YTNdJB8q7AYs Belajar dari Mitra SGP Fase 7: Budidaya Rumput Laut yang Berkelanjutan]"<ref name=":1" />. | |||
<youtube>crev0ipf4MM</youtube> | |||
{{Penulis}} | |||
== Sumber: == | |||
TM untuk Knowledge Management GEF SGP fase 7 / Amelia Rina Nogo de Ornay | |||
[[Category:Perikanan]] | [[Category:Perikanan]] | ||
<references /> | |||
[[Category:Sabu Raijua]] | |||
[[Category:TM Share]] | |||
Latest revision as of 08:03, 6 May 2025
Rumput laut yang dibudidaya di pesisir pulau Sabu Raijua, yakni jenis Eucheuma cottonii.
Budidaya Rumput Laut di Sabu Raijua
Petani rumput laut biasa memanen rumput laut dalam kurun waktu 1,5-2 bulan. Rumput laut akan dipanen saat pasang surut atau meting. Biasanya rumput laut akan dijemur kemudian dijual kering dengan harga sekitar Rp 15.000/kg.[1]
Rumput laut biasa dipanen sekitar bulan Mei-Juni setelah ditanam selama kurun waktu 1,5-2 bulan. Waktu tanam disesuaikan dengan musim angin timur. Angin timur biasanya akan membawa nutrien baik untuk rumput laut. Sedangkan angin barat, masih aman untuk budidaya rumput laut. Tetapi, akan beresiko terkena penyakit ice ice.[1]
Bibit rumput laut biasanya diikat ke tali dengan panjang 6 depak (10 meter). 3 tali bibit rumput laut biasanya dijual dengan harga sekitar Rp 1.000.000. Dari 1 tali, biasanya akan menghasilkan kurang lebih 4-5 kg rumput laut kering. Jika dibuat perhitungan menjual bibit dengan hasil rumput laut kering, akan lebih untuk menjual bibit. Karena, meminimalisir resiko gagal panen karena penyakit ice ice. Masyarakat Sabu Raijua biasanya mendapat bibit dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Namun, sudah banyak petani rumput laut Sabu Raijua yang membudidaya rumput laut untuk dijual sebagai bibit. Untuk wilayah Sabu Raijua, biasanya petani rumput laut dari Desa lain (Lederaga, Lobohede di Pulau Sabu) akan membeli bibit dari Desa Ledeunu, Pulau Raijua. Dengan menjadi petani rumput laut, perekonomian masyarakat Sabu Raijua lebih baik.[1]
Salah satu mitra GEF SGP 7 di Sabu Raijua; Komunitas IMAN melakukan Budidaya Rumput Laut Adaptif dengan menggunakan bak resirkulasi (membaut kebun bibit di darat). Konsep pembibitan rumput laut pada bak resirkulasi atau dengan membuat kebun bibit rumput laut di darat. Prinsip pembibitan pada bak resirkulasi, yaitu dengan menyiapkan lingkungan sehat, seperti kadar air laut, suhu air laut, kebersihan air laut, dan air laut terpapar sinar matahari untuk memudahkan proses fotosintesis)[2].
Penyakit ice ice
Penyakit ice ice merupakan penyakit yang banyak menyerang rumput laut dengan ciri-ciri memutihnya rumput laut (seperti pelapukan pada kayu). Angin barat kemungkinan membawa nutrien yang tidak baik sehingga petani rumput laut akan rugi bila menanam di musim ini.
Penyakit ais ais atau ice-ice disebabkan oleh bakteri Vibrio Sp. Gejala umumnya ditandai dengan pemutihan pada bagian pangkal thallus, tengah dan ujung thallus muda yang diawali dengan perubahan warna thallus menjadi putih bening atau transparan. Pegendalian ice ice di Indonesia belum tertangani dengan baik yang berakibat pada penurunan produksi rumput laut[3].
TM juga fokus berbagi pengetahuan dari mitra dalam TM Share; platform berbagi pengetahuan yang rutin dilakukan setiap minggu. TM Share Volume 441, menjadi salah satu volume yang fokus bahas tentang rumput laut dalam tema "Belajar dari Mitra SGP Fase 7: Budidaya Rumput Laut yang Berkelanjutan"[2].
Penulis Artikel
Sumber:
TM untuk Knowledge Management GEF SGP fase 7 / Amelia Rina Nogo de Ornay
- ↑ 1.0 1.1 1.2 Bapak Wila Duma, Desa Ledeunu-Raijua.
- ↑ 2.0 2.1 TM Share Volume 441: Belajar dari Mitra SGP Fase 7: Budidaya Rumput Laut yang Berkelanjutan
- ↑ Sumber: DKP, 2024. Buku Sangia, hal. 188
