Sumber Daya Genetik: Difference between revisions
Lia de Ornay (talk | contribs) (Created page with "'''Masyarakat Bali''' sudah melakukan perlindungan atas sumber daya genetik yang dimiliki sejak ratusan tahun silam, melalui pemanfaatan untuk kepentingan ekonomi, lingkungan, sosial, dan budaya, termasuk di dalamnya sebagai sarana kelengkapan pelaksanaan upacara adat dan agama. Dulu masyarakat membuat sendiri ''banten'' dengan menggunakan bahan-bahan lokal, seperti jagung ''gimbal'', kacang merah, padi gage, buah lokal, dan beragam bunga-bungaan lokal (seperti gumitir,...") |
Lia de Ornay (talk | contribs) No edit summary |
||
| Line 2: | Line 2: | ||
Sumber : I.N Rai, dkk dalam buku Buah-buahan Bali, 2016 (Buku Sangia, hal. 150) | Sumber : I.N Rai, dkk dalam buku Buah-buahan Bali, 2016 ([https://drive.google.com/file/d/1Axa5TnZ0-CsCc1x7CB1j26fTQva7V20y/view?usp=drive_link Buku Sangia], hal. 150) | ||
[[Category:Pertanian]] | [[Category:Pertanian]] | ||
Latest revision as of 11:25, 12 December 2024
Masyarakat Bali sudah melakukan perlindungan atas sumber daya genetik yang dimiliki sejak ratusan tahun silam, melalui pemanfaatan untuk kepentingan ekonomi, lingkungan, sosial, dan budaya, termasuk di dalamnya sebagai sarana kelengkapan pelaksanaan upacara adat dan agama. Dulu masyarakat membuat sendiri banten dengan menggunakan bahan-bahan lokal, seperti jagung gimbal, kacang merah, padi gage, buah lokal, dan beragam bunga-bungaan lokal (seperti gumitir, nusa indah, kembang kertas, sandat/kenanga, cempaka, jepun/kamboja, pudak/pandan, dll.)
Sumber : I.N Rai, dkk dalam buku Buah-buahan Bali, 2016 (Buku Sangia, hal. 150)
