Talele: Difference between revisions

From Akal Lokal
No edit summary
No edit summary
Line 1: Line 1:
Seutas tali yang diikat pada ujung sepotong kayu sepanjang 2,5 m. Kayu tersebut ditanam dalam tanah sedalam 0,5 m. Tali yang mengikat kayu tersebut ditarik dan dimasukkan dalam tanah yang telah dilubangi sebagai jerat untuk mengikat binatang buruan. Selain talele, pemburu biasanya menggunakan tahipango, bambu yang diruncingkan dan ditanam di tempat terjal yang sering dilalui binatang. Binatang buruan akan tertusuk bambu runcing tersebut. Satu alat lagi disebut talango. Ini berupa kandang untuk menangkap binatang dengan memberikan makanan sebagai umpan.
'''''Talele''''' merupakan jerat tradisional masyarakat Gorontalo. ''Talele'' terdiri dari seutas tali yang diikat pada ujung sepotong kayu sepanjang 2,5 meter (m). Kayu tersebut ditanam dalam tanah sedalam 0,5 m. Tali yang mengikat kayu tersebut ditarik dan dimasukkan dalam tanah yang telah dilubangi sebagai jerat untuk mengikat binatang buruan.  


Selain ''talele'', pemburu biasanya menggunakan ''tahipango'', bambu yang diruncingkan dan ditanam di tempat terjal yang sering dilalui binatang. Binatang buruan akan tertusuk bambu runcing tersebut.


Sumber: [https://drive.google.com/drive/folders/1JnKqvZcAImoCuKeVhw7r_84XJ3m7mM3i?usp=drive_link Buku Sangia], halaman 228
Satu alat lagi disebut ''talango''. Ini berupa kandang untuk menangkap binatang dengan memberikan makanan sebagai umpan.
[[Category:Pertanian]]
 
 
Sumber: [https://drive.google.com/drive/folders/1JnKqvZcAImoCuKeVhw7r_84XJ3m7mM3i?usp=drive_link Buku Sangia], hal. 210
[[Category:Alat Jerat Tradisional]]

Revision as of 09:26, 16 December 2024

Talele merupakan jerat tradisional masyarakat Gorontalo. Talele terdiri dari seutas tali yang diikat pada ujung sepotong kayu sepanjang 2,5 meter (m). Kayu tersebut ditanam dalam tanah sedalam 0,5 m. Tali yang mengikat kayu tersebut ditarik dan dimasukkan dalam tanah yang telah dilubangi sebagai jerat untuk mengikat binatang buruan.

Selain talele, pemburu biasanya menggunakan tahipango, bambu yang diruncingkan dan ditanam di tempat terjal yang sering dilalui binatang. Binatang buruan akan tertusuk bambu runcing tersebut.

Satu alat lagi disebut talango. Ini berupa kandang untuk menangkap binatang dengan memberikan makanan sebagai umpan.


Sumber: Buku Sangia, hal. 210