Ritual mata air: Difference between revisions

From Akal Lokal
(Created page with "Di desa ini diadakan sebuah festival, yakni festival mata air. Kegiatan ini dilakukan setiap tahun, namun sempat terhenti pada saat COVID19. Tata cara dari kegiatan ini adalah mengumpulkan juru kunci di setiap mata air kemudian sharing mengenai cara yang dilakukan untuk menjaga mata air dan melakukan doa bersama. Ritual lain yang sering dilakukan setiap tahun, yakni Merti bumi dan ritual pemuliaan mata air. Tradisi ini dilakukan karena masyarakat sangat menjaga keutuhan...")
 
No edit summary
 
(One intermediate revision by the same user not shown)
Line 1: Line 1:
Di desa ini diadakan sebuah festival, yakni festival mata air. Kegiatan ini dilakukan setiap tahun, namun sempat terhenti pada saat COVID19. Tata cara dari kegiatan ini adalah mengumpulkan juru kunci di setiap mata air kemudian sharing mengenai cara yang dilakukan untuk menjaga mata air dan melakukan doa bersama. Ritual lain yang sering dilakukan setiap tahun, yakni Merti bumi dan ritual pemuliaan mata air. Tradisi ini dilakukan karena masyarakat sangat menjaga keutuhan sumber air sehingga memberikan pemuliaan khusus terhadap mata air. Selanjutnya, ritual merti bumi dilakukan serentak satu desa pada pertengah tahun antara Juni-Juli sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang telah didapat. Upacara ini dilakukan dengan membawa Tenong (perkakas tradisional jawa yang terbuat dari anyaman bambu dan berbentuk bulat mempunyai tutup) dengan empat warna yang sering disebut dengan Sanepo Patangrupo. Empat warna yang ada di Tenong menggambarkan sifat manusia, yakni mutmainah (kesenangan dunia), amarah (amarah), sufiah (kembali suci), alwamah (kesenangan akhirat). Sifat sifat tersebut sesuai dengan syahadat suci yang terdapat didalam agama islam. Didalam Tenong umumnya berisi 7 macam hasil bumi serta olahannya. Selain itu, terdapat bucu (tumpeng) kecil yang dilengkapi dengan berbagai olahan hasil pertanian yang nantinya akan dipotong sebagai simbol merti bumi. Sedangkan, bucu (tumpeng) yang besar sering disebut dengan gunungan yang berisi hasil pertanian mentah. Dalam rangkaian acara juga terdapat tari-tarian yang menggambarkan mengenai kerusakan lingkungan, hal ini dibuat dengan tujuan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Acara dimulai dengan arak-arakan dan membawa Tenong menuju ke lapangan di Area Perma Kultur.
[[File:Kongres mata air.jpg|thumb|kongres mata air di desa Igirmranak]]
Di desa ini diadakan sebuah festival, yakni festival mata air yang juga satu rangkaian dengan kongres mata air. Kegiatan ini dilakukan setiap tahun, namun sempat terhenti pada saat COVID19. Tata cara dari kegiatan ini adalah mengumpulkan juru kunci di setiap mata air kemudian sharing mengenai cara yang dilakukan untuk menjaga mata air dan melakukan doa bersama. Ritual lain yang sering dilakukan setiap tahun, yakni [https://www.kompasiana.com/yeftaaudysusetyo6788/64b3ce6fe1a1674b064e9fd2/kearifan-lokal-adat-merti-bumi-terkait-pertanian-berkelanjutan Merti bumi] dan ritual pemuliaan mata air. Tradisi ini dilakukan karena masyarakat sangat menjaga keutuhan sumber air sehingga memberikan pemuliaan khusus terhadap mata air.  
 
Sumber:
 
TM untuk Knowledge Management GEF SGP Fase 7 / Sumartini

Latest revision as of 02:21, 4 January 2025

kongres mata air di desa Igirmranak

Di desa ini diadakan sebuah festival, yakni festival mata air yang juga satu rangkaian dengan kongres mata air. Kegiatan ini dilakukan setiap tahun, namun sempat terhenti pada saat COVID19. Tata cara dari kegiatan ini adalah mengumpulkan juru kunci di setiap mata air kemudian sharing mengenai cara yang dilakukan untuk menjaga mata air dan melakukan doa bersama. Ritual lain yang sering dilakukan setiap tahun, yakni Merti bumi dan ritual pemuliaan mata air. Tradisi ini dilakukan karena masyarakat sangat menjaga keutuhan sumber air sehingga memberikan pemuliaan khusus terhadap mata air.

Sumber:

TM untuk Knowledge Management GEF SGP Fase 7 / Sumartini