Tenun Bayan: Difference between revisions

From Akal Lokal
(Created page with "thumb|Tenun Bayan (Foto: ''Weaving for Life'') Kain Tenun dalam tatanan masyarakat Bayan tak hanya berfungsi sebagai penutup bagian-bagian tubuh. Ia mengiringi berbagai fase kehidupan di Bayan, sejak peristiwa kelahiran hingga mengantarkan raga ke peristirahatan terakhir. Tenun mengiringi keyakinan warga Bayan, berhubungan dengan Tuhan, berhubungan dengan sesama manusia, dan berhubungan dengan alam.<ref name=":0">Panggabean, Rosa. Tenu...")
 
No edit summary
 
(One intermediate revision by the same user not shown)
Line 1: Line 1:
[[File:PXL 20240821 105921161.jpg|thumb|Tenun Bayan (Foto: ''Weaving for Life'')]]
[[File:PXL 20240821 105921161.jpg|thumb|Tenun Bayan (Foto: ''Weaving for Life'')]]
Kain Tenun dalam tatanan masyarakat Bayan tak hanya berfungsi sebagai penutup bagian-bagian tubuh. Ia mengiringi berbagai fase kehidupan di Bayan, sejak peristiwa kelahiran hingga mengantarkan raga ke peristirahatan terakhir. Tenun mengiringi keyakinan warga Bayan, berhubungan dengan Tuhan, berhubungan dengan sesama manusia, dan berhubungan dengan alam.<ref name=":0">Panggabean, Rosa. Tenun untuk Kehidupan. Jakarta: Terasmitra berkolaborasi dengan GEF-SGP Indonesia dan Lawe Indonesia. (hlm. 22)</ref>
Kain [[Tenun]] dalam tatanan masyarakat Bayan tak hanya berfungsi sebagai penutup bagian-bagian tubuh. Ia mengiringi berbagai fase kehidupan di Bayan, sejak peristiwa kelahiran hingga mengantarkan raga ke peristirahatan terakhir. [[Tenun]] mengiringi keyakinan warga Bayan, berhubungan dengan Tuhan, berhubungan dengan sesama manusia, dan berhubungan dengan alam.<ref name=":0">Panggabean, Rosa. Tenun untuk Kehidupan. Jakarta: Terasmitra berkolaborasi dengan GEF-SGP Indonesia dan Lawe Indonesia. (hlm. 22)</ref>


Berlokasi di Lombok utara, penduduk Bayan yang tinggal di kaki gunung Rinjani tersebut hingga kini masih memegang teguh adat istiadat dengan kearifan lokalnya. Ada banyak perhelatan adat di Bayan. Dalam setahun saja, ada sekitar 10 perhelatan sakral yang diadakan di Bayan. Dalam perayaan-perayaan besar, warga Bayan mengenakan tenun seperti peringatan Maulid Nabi, perayaan Idul Fitri, perayaan Idul Adha, ritual kematian, hingga khitanan untuk anak laki-laki. Dalam berbagai perhelatan adat tersebut, warga wajib menggunakan kain tenun.<ref name=":0" />
Berlokasi di [https://ntb.bpk.go.id/kabupaten-lombok-utara/ Lombok utara], penduduk Bayan yang tinggal di kaki gunung Rinjani tersebut hingga kini masih memegang teguh adat istiadat dengan kearifan lokalnya. <ref name=":0" />
[[File:Londong Abang 2.jpg|thumb|Motif Londong Abang (Foto: ''Weaving for life)'']]
Warga Bayan pun memproduksi sendiri kain tenun yang mereka gunakan dalam perhelatan-perhelatan adat. Tenun Bayan juga terkenal dengan motif Londong Abang. Londong artinya ikatan, abang yang memiliki arti merah sebagai simbol keberanian. Londong Abang memiliki motif tenun kotak-kotak hitam dengan warna dasar merah tua.


Dalam tradisi Bayan, hanya perempuan yang boleh menjadi pengrajin tenun. Biasanya para perempuan mengerjakan kain tenun di saat senggang, setelah bertani atau setelah melakukan pekerjaan-pekerjaan domestik lain.
== Tenun Bayan dalam Ritual Adat ==
Ada banyak perhelatan adat di Bayan. Dalam setahun saja, ada sekitar 10 perhelatan sakral yang diadakan di Bayan. Dalam perayaan-perayaan besar, warga Bayan mengenakan [[tenun]] seperti peringatan Maulid Nabi, perayaan Idul Fitri, perayaan Idul Adha, ritual kematian, hingga khitanan untuk anak laki-laki. Dalam berbagai perhelatan adat tersebut, warga wajib menggunakan kain [[tenun]].<ref name=":0" />
[[File:Londong Abang 2.jpg|thumb|Motif ''Londong Abang'' (Foto: ''Weaving for life)'']]


<ref name=":0" />
== Motif Tenun Bayan ==
Warga Bayan pun memproduksi sendiri kain [[tenun]] yang mereka gunakan dalam perhelatan-perhelatan adat. [[Tenun]] Bayan juga terkenal dengan motif '''''Londong Abang'''''. ''Londong'' artinya ikatan, ''abang'' yang memiliki arti merah sebagai simbol keberanian. ''Londong Abang'' memiliki motif [[tenun]] kotak-kotak hitam dengan warna dasar merah tua.
 
Dalam tradisi Bayan, hanya perempuan yang boleh menjadi pengrajin [[tenun]]. Biasanya para perempuan mengerjakan kain [[tenun]] di saat senggang, setelah bertani atau setelah melakukan pekerjaan-pekerjaan domestik lain.<ref name=":0" />
 
{{Penulis}}
 
== Sumber: ==
Panggabean, Rosa. Tenun untuk Kehidupan. Jakarta: Terasmitra berkolaborasi dengan GEF-SGP Indonesia dan Lawe Indonesia.
[[Category:Tenun]]
[[Category:Tenun]]
[[Category:Sosial dan budaya]]
[[Category:Sosial dan budaya]]
[[Category:Bayan]]
[[Category:Bayan]]

Latest revision as of 05:32, 12 July 2025

Tenun Bayan (Foto: Weaving for Life)

Kain Tenun dalam tatanan masyarakat Bayan tak hanya berfungsi sebagai penutup bagian-bagian tubuh. Ia mengiringi berbagai fase kehidupan di Bayan, sejak peristiwa kelahiran hingga mengantarkan raga ke peristirahatan terakhir. Tenun mengiringi keyakinan warga Bayan, berhubungan dengan Tuhan, berhubungan dengan sesama manusia, dan berhubungan dengan alam.[1]

Berlokasi di Lombok utara, penduduk Bayan yang tinggal di kaki gunung Rinjani tersebut hingga kini masih memegang teguh adat istiadat dengan kearifan lokalnya. [1]

Tenun Bayan dalam Ritual Adat

Ada banyak perhelatan adat di Bayan. Dalam setahun saja, ada sekitar 10 perhelatan sakral yang diadakan di Bayan. Dalam perayaan-perayaan besar, warga Bayan mengenakan tenun seperti peringatan Maulid Nabi, perayaan Idul Fitri, perayaan Idul Adha, ritual kematian, hingga khitanan untuk anak laki-laki. Dalam berbagai perhelatan adat tersebut, warga wajib menggunakan kain tenun.[1]

Motif Londong Abang (Foto: Weaving for life)

Motif Tenun Bayan

Warga Bayan pun memproduksi sendiri kain tenun yang mereka gunakan dalam perhelatan-perhelatan adat. Tenun Bayan juga terkenal dengan motif Londong Abang. Londong artinya ikatan, abang yang memiliki arti merah sebagai simbol keberanian. Londong Abang memiliki motif tenun kotak-kotak hitam dengan warna dasar merah tua.

Dalam tradisi Bayan, hanya perempuan yang boleh menjadi pengrajin tenun. Biasanya para perempuan mengerjakan kain tenun di saat senggang, setelah bertani atau setelah melakukan pekerjaan-pekerjaan domestik lain.[1]

Penulis Artikel

✍️ Ditulis oleh: Mutiaafianti15, Lia de Ornay

Sumber:

Panggabean, Rosa. Tenun untuk Kehidupan. Jakarta: Terasmitra berkolaborasi dengan GEF-SGP Indonesia dan Lawe Indonesia.

  1. 1.0 1.1 1.2 1.3 Panggabean, Rosa. Tenun untuk Kehidupan. Jakarta: Terasmitra berkolaborasi dengan GEF-SGP Indonesia dan Lawe Indonesia. (hlm. 22)