Kokoyonga: Difference between revisions

From Akal Lokal
(Created page with "thumb|Kokoyonga, alat pengangkut rotan masa lalu Sapi yang menarik dua batang kayu tanpa roda sebagai tempat untuk membawa rotan. Biasanya digunakan oleh pedagang yang datang untuk membeli rotan. Namun, di zaman Presiden Soeharto kendaraan pengangkut rotan diganti dengan mobil yang menarik bak pemuat. Sumber: [https://drive.google.com/drive/folders/1JnKqvZcAImoCuKeVhw7r_84XJ3m7mM3i?usp=drive_link Buku Sangia], ha...")
 
(Menambahkan narasi dan halaman sumber buku)
 
(One intermediate revision by one other user not shown)
Line 1: Line 1:
[[File:Kokoyonga, alat pengangkut rotan masa lalu.png|thumb|Kokoyonga, alat pengangkut rotan masa lalu]]
Pada saat pemeliharaan tanaman jagung dan padi, petani di Gorontalo masuk ke hutan untuk mengumpulkan pelbagai jenis hutan dan berburu binatang untuk lauk pauk. Bali Pano dan masyarakat di Liyodu misalnya, mengumpulkan beberapa jenis rotan (''topalo, tohiti,'' dan ''wabanga'') yang bisa digunakan untuk tali pengikat, dibelah, atau dalam bentuk batangan. Selain itu, dari hutan mereka juga mengumpulkan ''bulahu'' (sejenis tumbuhan tali yang hidup menjalar yang digunakan untuk bahan baku anyaman membuat ''bubu'', alat penangkap ikan), daun ''woka'' (sejenis palm untuk pembungkus ikan dan pengganti tas), dan ''bohito'' (mirip daun ''woka'' tapi kecil-kecil, biasa digunakan untuk membungkus gula merah). Hasil hutan itu sebagian digunakan untuk kebutuhan, sebagian lagi dijual ke pasar. Khusus untuk rotan, ada pedagang yang datang ke desa dengan menggunakan ''kokoyonga.''
Sapi yang menarik dua batang kayu tanpa roda sebagai tempat untuk membawa rotan. Biasanya digunakan oleh pedagang yang datang untuk membeli rotan. Namun, di zaman Presiden Soeharto kendaraan pengangkut rotan diganti dengan mobil yang menarik bak pemuat.  


'''''Kokonyonga''''', api yang menarik dua batang kayu tanpa roda sebagai tempat untuk membawa rotan. Biasanya digunakan oleh pedagang yang datang untuk membeli rotan. Namun, di zaman Presiden Soeharto kendaraan pengangkut rotan diganti dengan mobil yang menarik bak pemuat.[[File:Kokoyonga, alat pengangkut rotan masa lalu.png|thumb|Kokoyonga, alat pengangkut rotan masa lalu]]


Sumber: [https://drive.google.com/drive/folders/1JnKqvZcAImoCuKeVhw7r_84XJ3m7mM3i?usp=drive_link Buku Sangia], halaman 224
 
Sumber: [https://drive.google.com/drive/folders/1JnKqvZcAImoCuKeVhw7r_84XJ3m7mM3i?usp=drive_link Buku Sangia], halaman 206
[[Category:Pertanian]]
[[Category:Peralatan pertanian]]

Latest revision as of 08:54, 16 December 2024

Pada saat pemeliharaan tanaman jagung dan padi, petani di Gorontalo masuk ke hutan untuk mengumpulkan pelbagai jenis hutan dan berburu binatang untuk lauk pauk. Bali Pano dan masyarakat di Liyodu misalnya, mengumpulkan beberapa jenis rotan (topalo, tohiti, dan wabanga) yang bisa digunakan untuk tali pengikat, dibelah, atau dalam bentuk batangan. Selain itu, dari hutan mereka juga mengumpulkan bulahu (sejenis tumbuhan tali yang hidup menjalar yang digunakan untuk bahan baku anyaman membuat bubu, alat penangkap ikan), daun woka (sejenis palm untuk pembungkus ikan dan pengganti tas), dan bohito (mirip daun woka tapi kecil-kecil, biasa digunakan untuk membungkus gula merah). Hasil hutan itu sebagian digunakan untuk kebutuhan, sebagian lagi dijual ke pasar. Khusus untuk rotan, ada pedagang yang datang ke desa dengan menggunakan kokoyonga.

Kokonyonga, api yang menarik dua batang kayu tanpa roda sebagai tempat untuk membawa rotan. Biasanya digunakan oleh pedagang yang datang untuk membeli rotan. Namun, di zaman Presiden Soeharto kendaraan pengangkut rotan diganti dengan mobil yang menarik bak pemuat.

Kokoyonga, alat pengangkut rotan masa lalu


Sumber: Buku Sangia, halaman 206