Daun dan Kapur Barus: Difference between revisions
Lia de Ornay (talk | contribs) No edit summary |
Lia de Ornay (talk | contribs) No edit summary |
||
| Line 3: | Line 3: | ||
Ini merupakan cara tradisional Mazani<ref>Mazani, seorang pemuda pemilik toko benang di Pringgasela, Nusa Tenggara Barat (NTB).</ref> untuk merawat tenun warisan orangtuanya. Dengan cara ini, Mazani; seorang pemuda pemilik toko benang di Pringgasela, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini tidak hanya menjaga [[tenun]] warisan orang tuanya, tetapi juga menjaga dan merawat tradisi. | Ini merupakan cara tradisional Mazani<ref>Mazani, seorang pemuda pemilik toko benang di Pringgasela, Nusa Tenggara Barat (NTB).</ref> untuk merawat tenun warisan orangtuanya. Dengan cara ini, Mazani; seorang pemuda pemilik toko benang di Pringgasela, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini tidak hanya menjaga [[tenun]] warisan orang tuanya, tetapi juga menjaga dan merawat tradisi. | ||
{{Penulis}} | |||
== Sumber: == | == Sumber: == | ||
Revision as of 04:21, 15 May 2025
Daun kering dan kapur barus ang tersimpan didalam besek (keranjang anyaman bambu) ini berguna untuk menjaga dan merawat tenun agar tetap dalam kondisi baik. Kapur barus bertugas untuk menjaga serangga agar tidak masuk ke dalam besek dan daun berguna sebagai pemberi wewangian pada kain tenun.
Ini merupakan cara tradisional Mazani[1] untuk merawat tenun warisan orangtuanya. Dengan cara ini, Mazani; seorang pemuda pemilik toko benang di Pringgasela, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini tidak hanya menjaga tenun warisan orang tuanya, tetapi juga menjaga dan merawat tradisi.
== Penulis Artikel ==
Sumber:
Dokumentasi “Tenun untuk Kehidupan” Batch 2: Adi Bayu Utomo
- ↑ Mazani, seorang pemuda pemilik toko benang di Pringgasela, Nusa Tenggara Barat (NTB).
