Hui: Difference between revisions

From Akal Lokal
(Created page with "''Hui'' adalah ritual persembahyangan yang dilakukan oleh masyarakat Semau di masa lalu. ''Hui'' dilaksanakan di areal ''utun bangat'' yang diletakkan di dalam hutan, tempat yang jauh dari aktivitas manusia atau di bawah pohon ''biuk''. Masing-masing klan memiliki utun bangat sendiri-sendiri dengan desain yang berbeda. Ada yang berupa lingkaran pelat yang dibagi menjadi tiga bagian (klan Putis lulut), ada yang berupa lingkaran dengan lesung kayu di tengahnya (klan Nenobi...")
 
No edit summary
Line 3: Line 3:
Di areal ''utun bangat'' inilah dilakukan ritual ''hui''. Terdapat bermacam-macam ''hui'' sesuai dengan tujuannya, yaitu: ''hui ale ngae'' (doa minta hasil panen melimpah), ''hui ulan'' (doa minta hujan), ''hui mukit'' (doa minta ternak melimpah), ''hui in muki'' (doa minta kesejahteraan), ''hui in kenang'' (doa minta kekuatan), ''hui ili'' (doa minta kesembuhan), ''hui ikan'' (doa minta hasil laut melimpah), ''hui uma'' (doa minta berkat atas rumah baru). ''Hui'' yang biasanya dilaksanakan secara besar-besaran adalah ''hui ulan'' (meminta hujan).
Di areal ''utun bangat'' inilah dilakukan ritual ''hui''. Terdapat bermacam-macam ''hui'' sesuai dengan tujuannya, yaitu: ''hui ale ngae'' (doa minta hasil panen melimpah), ''hui ulan'' (doa minta hujan), ''hui mukit'' (doa minta ternak melimpah), ''hui in muki'' (doa minta kesejahteraan), ''hui in kenang'' (doa minta kekuatan), ''hui ili'' (doa minta kesembuhan), ''hui ikan'' (doa minta hasil laut melimpah), ''hui uma'' (doa minta berkat atas rumah baru). ''Hui'' yang biasanya dilaksanakan secara besar-besaran adalah ''hui ulan'' (meminta hujan).


Sumber: Wawancara dengan Salmon Putis Lulut, Barnabas Laitabun, Salmun Batu pada Maret 2018 (Buku Sangia, hal. 87)
Sumber: Wawancara dengan Salmon Putis Lulut, Barnabas Laitabun, Salmun Batu pada Maret 2018 ([https://drive.google.com/file/d/1Axa5TnZ0-CsCc1x7CB1j26fTQva7V20y/view?usp=drive_link Buku Sangia], hal. 87)
[[Category:Kemampuan membaca alam]]
[[Category:Kemampuan membaca alam]]

Revision as of 11:22, 12 December 2024

Hui adalah ritual persembahyangan yang dilakukan oleh masyarakat Semau di masa lalu. Hui dilaksanakan di areal utun bangat yang diletakkan di dalam hutan, tempat yang jauh dari aktivitas manusia atau di bawah pohon biuk. Masing-masing klan memiliki utun bangat sendiri-sendiri dengan desain yang berbeda. Ada yang berupa lingkaran pelat yang dibagi menjadi tiga bagian (klan Putis lulut), ada yang berupa lingkaran dengan lesung kayu di tengahnya (klan Nenobisi), ada juga berupa kayu kula yang dibuat cabang tiga dan dikelilingi batu pelat dan diletakkan di bawah pohon biuk (klan Tausbelle Kauhlae).

Di areal utun bangat inilah dilakukan ritual hui. Terdapat bermacam-macam hui sesuai dengan tujuannya, yaitu: hui ale ngae (doa minta hasil panen melimpah), hui ulan (doa minta hujan), hui mukit (doa minta ternak melimpah), hui in muki (doa minta kesejahteraan), hui in kenang (doa minta kekuatan), hui ili (doa minta kesembuhan), hui ikan (doa minta hasil laut melimpah), hui uma (doa minta berkat atas rumah baru). Hui yang biasanya dilaksanakan secara besar-besaran adalah hui ulan (meminta hujan).

Sumber: Wawancara dengan Salmon Putis Lulut, Barnabas Laitabun, Salmun Batu pada Maret 2018 (Buku Sangia, hal. 87)