Fetor Bisilisin: Difference between revisions

From Akal Lokal
(Created page with "Ketika Belanda masuk dan menguasai Nusa Tenggara Timur (NTT), klan Bisilisin yang ada di Kupang diangkat jadi ''fetor'' oleh gereja dan Belanda untuk membantu menarik pajak dan mengurus urusan sosial kemasyarakatan. ''Fetor'' ini bisa disebut sebagai penguasa wilayah, orang kedua di bawah ''usif'' yang membawahi beberapa kepala kampung/''temukung''. Masing-masing wilayah memiliki wilayah ke-''fetor''-annya sendiri. Bisilisin mengurusi wilayah Semau. Kekuasaannya luas, me...")
 
No edit summary
Line 1: Line 1:
Ketika Belanda masuk dan menguasai Nusa Tenggara Timur (NTT), klan Bisilisin yang ada di Kupang diangkat jadi ''fetor'' oleh gereja dan Belanda untuk membantu menarik pajak dan mengurus urusan sosial kemasyarakatan. ''Fetor'' ini bisa disebut sebagai penguasa wilayah, orang kedua di bawah ''usif'' yang membawahi beberapa kepala kampung/''temukung''. Masing-masing wilayah memiliki wilayah ke-''fetor''-annya sendiri. Bisilisin mengurusi wilayah Semau. Kekuasaannya luas, mencakup seluruh Pulau Timor, bahkan sampai ke Pulau Rote. Klan Bisilisin memiliki hubungan dekat dengan klan Tausabele. Ketika Bisilisin diangkat jadi ''Fetor'', klan Tausabele diistimewakan.
Ketika Belanda masuk dan menguasai Nusa Tenggara Timur (NTT), '''klan Bisilisin''' yang ada di Kupang diangkat jadi ''fetor'' oleh gereja dan Belanda untuk membantu menarik pajak dan mengurus urusan sosial kemasyarakatan. ''Fetor'' ini bisa disebut sebagai penguasa wilayah, orang kedua di bawah ''usif'' yang membawahi beberapa kepala kampung/''temukung''. Masing-masing wilayah memiliki wilayah ke-''fetor''-annya sendiri. Bisilisin mengurusi wilayah Semau. Kekuasaannya luas, mencakup seluruh Pulau Timor, bahkan sampai ke Pulau Rote. Klan Bisilisin memiliki hubungan dekat dengan klan Tausabele. Ketika Bisilisin diangkat jadi ''Fetor'', klan Tausabele diistimewakan.




Sumber: Buku Sangia, hal. 102
Sumber: [https://drive.google.com/file/d/1Axa5TnZ0-CsCc1x7CB1j26fTQva7V20y/view?usp=drive_link Buku Sangia], hal. 102

Revision as of 11:23, 12 December 2024

Ketika Belanda masuk dan menguasai Nusa Tenggara Timur (NTT), klan Bisilisin yang ada di Kupang diangkat jadi fetor oleh gereja dan Belanda untuk membantu menarik pajak dan mengurus urusan sosial kemasyarakatan. Fetor ini bisa disebut sebagai penguasa wilayah, orang kedua di bawah usif yang membawahi beberapa kepala kampung/temukung. Masing-masing wilayah memiliki wilayah ke-fetor-annya sendiri. Bisilisin mengurusi wilayah Semau. Kekuasaannya luas, mencakup seluruh Pulau Timor, bahkan sampai ke Pulau Rote. Klan Bisilisin memiliki hubungan dekat dengan klan Tausabele. Ketika Bisilisin diangkat jadi Fetor, klan Tausabele diistimewakan.


Sumber: Buku Sangia, hal. 102