Binte biluhuta

“Binde biluhuta ula ulau loduwo…”

Binte Biluhuta. (Foto: Buku Jejak Pangan Lokal Nusantara / Edy Susanto, hal. 37))

Demikian bunyi sepenggal lagu daerah berjudul Binte Biluhuta, yang biasa kita dengar pada masa masih di sekolah dasar dahulu. Lagu berbahasa Gorontalo yang berasal dari Provinsi Gorontalo ini, menceritakan tentang makanan khas masyarakat di sana, yang namanya sama dengan judul lagu tadi. Binte berarti jagung, atau yang juga biasa disebut sebagai milu.

Binte biluhuta adalah sup jagung atau jagung siram. Tak heran bahwa jagung dielu-elukan oleh masyarakat Gorontalo tak hanya dalam bentuk makanan, tapi juga ke dalam lagu. Karena, sejatinya Gorontalo memiliki banyak jenis jagung lokal, dan jagung sejatinya adalah makanan pokok masyarakat di sana.

Cara Pembuatan

Pembuatan sup milu ini (milu adalah bahasa lokal Gorontalo untuk jagung) termasuk tak rumit.

1. Pertama, pilih jagung pulut bulir putih atau jagung putih ketan yang masing cukup muda. Pipil bulir-bulirnya dari tongkolnya.
2. Bulir-bulir jagung tadi lalu dimasak dalam air bersama dengan irisan bawang dan cabai, serta potongan tomat dan belimbing sayur.
3. Tambahkan juga daun kemangi dan parutan kelapa yang agak muda.
4. Kemudian, perkaya rasanya dengan bumbu-bumbu garam, gula, dan perasan jeruk nipis atau jeruk lemon suwanggi.
5. Tambahkan juga udang atau suwiran daging ikan cakalang dan siap dinikmati.

Binte biluhuta adalah makanan yang kaya rasa. Pedas, manis, gurih, asam; ada semua rasa pada makanan ini. Menggugah selera. Selain itu, juga dipandang sebagai makanan sehat karena memakai jagung sebagai bahan utamanya. Kandungan karotenoid, bioflavonoid, dan vitamin C dalam jagung dipercaya mampu mengendalikan kadar kolesterol dalam tubuh.

Sumber:

Damayanti, Ery dan Masjhur Nina. 2022. Jejak Pangan Lokal Nusantara. Jakarta: Terasmitra bekerjasama dengan GEF-SGP Indonesia dan LiterasiVisual15 (hal. 34-37)