Ma'teke Pare: Difference between revisions
Lia de Ornay (talk | contribs) No edit summary |
Lia de Ornay (talk | contribs) No edit summary |
||
| Line 1: | Line 1: | ||
[[File:Ma'teke Pare.jpg|thumb|Kegiatan ''Ma'teke Pare'' (Foto: Malong / Balang Institute) ]] | [[File:Ma'teke Pare.jpg|thumb|Kegiatan ''Ma'teke Pare'' (Foto: Malong / Balang Institute) ]] | ||
'''''Ma’teke Pare''''' merupakan suatu kegiatan mengangkut hasil panen padi atau komoditas pertanian lainnya menggunakan hewan kuda. ''Ma’teke pare'' sudah dilakukan sejak lama dan menjadi sebuah kebiasaan di daerah sekitar hilir Bulukumba seperti di desa Manjalling. | '''''Ma’teke Pare''''' merupakan suatu kegiatan mengangkut hasil panen padi atau komoditas pertanian lainnya menggunakan hewan kuda. ''Ma’teke pare'' sudah dilakukan sejak lama dan menjadi sebuah kebiasaan di daerah sekitar hilir Bulukumba seperti di desa Manjalling.<ref name=":0">Ibu Hasniati (45 tahun), Ketua Kelompok Perempuan Desa Manjalling.</ref> | ||
== Fungsi ''Ma'teke Pare'' == | == Fungsi ''Ma'teke Pare'' == | ||
Alasan menggunakan kuda untuk mengangkut hasil panen padi, karena banyak lahan-lahan sawah yang kondisi jalan dan rutenya masih sulit dilalui kendaraan atau alat pengangkut lainnya. | Alasan menggunakan kuda untuk mengangkut hasil panen padi, karena banyak lahan-lahan sawah yang kondisi jalan dan rutenya masih sulit dilalui kendaraan atau alat pengangkut lainnya. | ||
Biasanya satu kuda dapat mengangkut dua karung padi sekali perjalanan yang dituntun oleh satu orang. Tetapi ini tergantung juga dengan kekuatan dan fisik kuda tersebut, apabila kudanya besar dan kuat bisa mengangkut sampai 4 karung padi sekali perjalanan. Dari kegiatan ''Ma’teke Pare'' ini sudah pasti ramah lingkungan dan tidak menimbulkan polusi sama sekali karena tidak memakai mesin berbahan bakar. | Biasanya satu kuda dapat mengangkut dua karung padi sekali perjalanan yang dituntun oleh satu orang. Tetapi ini tergantung juga dengan kekuatan dan fisik kuda tersebut, apabila kudanya besar dan kuat bisa mengangkut sampai 4 karung padi sekali perjalanan. Dari kegiatan ''Ma’teke Pare'' ini sudah pasti ramah lingkungan dan tidak menimbulkan polusi sama sekali karena tidak memakai mesin berbahan bakar.<ref name=":0" /> | ||
== Sumber: == | == Sumber: == | ||
TM untuk Knowledge Management GEF SGP fase 7 / Rizky Ari<gallery widths="120" heights="120"> | TM untuk Knowledge Management GEF SGP fase 7 / Rizky Ari<gallery widths="120" heights="120"> | ||
| Line 15: | Line 15: | ||
[[Category:Pertanian]] | [[Category:Pertanian]] | ||
<references /> | <references /> | ||
[[Category:DAS Balantieng]] | |||
Latest revision as of 09:23, 17 April 2025
Ma’teke Pare merupakan suatu kegiatan mengangkut hasil panen padi atau komoditas pertanian lainnya menggunakan hewan kuda. Ma’teke pare sudah dilakukan sejak lama dan menjadi sebuah kebiasaan di daerah sekitar hilir Bulukumba seperti di desa Manjalling.[1]
Fungsi Ma'teke Pare
Alasan menggunakan kuda untuk mengangkut hasil panen padi, karena banyak lahan-lahan sawah yang kondisi jalan dan rutenya masih sulit dilalui kendaraan atau alat pengangkut lainnya.
Biasanya satu kuda dapat mengangkut dua karung padi sekali perjalanan yang dituntun oleh satu orang. Tetapi ini tergantung juga dengan kekuatan dan fisik kuda tersebut, apabila kudanya besar dan kuat bisa mengangkut sampai 4 karung padi sekali perjalanan. Dari kegiatan Ma’teke Pare ini sudah pasti ramah lingkungan dan tidak menimbulkan polusi sama sekali karena tidak memakai mesin berbahan bakar.[1]
Sumber:
TM untuk Knowledge Management GEF SGP fase 7 / Rizky Ari
