Pakani: Difference between revisions
No edit summary |
No edit summary |
||
| Line 5: | Line 5: | ||
Sumber: [https://drive.google.com/drive/folders/1JnKqvZcAImoCuKeVhw7r_84XJ3m7mM3i?usp=drive_link Buku Sangia], halaman 23-24 | Sumber: [https://drive.google.com/drive/folders/1JnKqvZcAImoCuKeVhw7r_84XJ3m7mM3i?usp=drive_link Buku Sangia], halaman 23-24 | ||
[[Category:Ritual]] | |||
Revision as of 12:56, 16 December 2024
Tempat-tempat keramat di darat yang memiliki bangunan pemujaan, biasanya ada tempat penyimpanan persembahan yang disebut dengan parasangiya. Jika tidak ada, maka akan dibuatkan rumah-rumahan kecil yang disebut dengan pakani.
Pakani ini berbentuk rumah segi empat, berukuran kecil seperti rumah boneka. Atapnya terbuat dari daun kelapa atau potongan seng, sedangkan keempat sisi dindingnya menggunakan kain berwarna putih atau janur kuning. Pakani didirikan di atas sebatang kayu katangga (jenis kayu lokal yang banyak ditemukan di pinggir pantai, batangnya mirip kayu asam). Kemudian, rumah-rumahan tersebut akan diselimuti kelambu.
Sumber: Buku Sangia, halaman 23-24
