Tikeh

From Akal Lokal
Revision as of 09:16, 7 January 2025 by Kue Bolu (talk | contribs) (Created page with "thumb|Tikeh (foto: buku jejak cendekia hlm: 160) '''''Tikeh''''' (bahasa bali) adalah tikar yang terbuat dari daun pandan pantai, yang pinggirannya berduri. Di setiap momen kehidupan dan keseharian masyarakat di Nusa Penida khususnya, dan Bali pada umumnya, tikeh pasti selalu hadir. Sebagai alas duduk, atau alas kasur, dan lainnya. Sebuah ''tikeh'' yang dipakai untuk pemakaian sehari-hari tersebut bisa bertahan sampai setahun lamanya. ''Tikeh'' juga...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Tikeh (foto: buku jejak cendekia hlm: 160)

Tikeh (bahasa bali) adalah tikar yang terbuat dari daun pandan pantai, yang pinggirannya berduri. Di setiap momen kehidupan dan keseharian masyarakat di Nusa Penida khususnya, dan Bali pada umumnya, tikeh pasti selalu hadir. Sebagai alas duduk, atau alas kasur, dan lainnya. Sebuah tikeh yang dipakai untuk pemakaian sehari-hari tersebut bisa bertahan sampai setahun lamanya.

Tikeh juga selalu ada dalam setiap upacara adat. Dipakai sebagai alas sesajen. Khusus tikeh untuk alas sesajen ini, tidak boleh diduduki. Dan, harus selalu berada dalam keadaaan bersih. Biasanya, tikeh yang khusus digunakan pada upacara adat bisa lebih awet. Karena, selalu dijaga agar tidak digunakan untuk keperluan lain.

Sumber

[1]

  1. Damayanti, Ery dan Masjhur Nina. 2022. Jejak Cendekia Nusantara. Jakarta:Terasmitra bekerjasama dengan GEF-SGP Indonesia dan LiterasiVisual15