Tradisi Merti Dusun
Tradisi Merti dusun dilakukan serentak satu kelurahan di Punden (adalah makam yang dianggap sebagai cikal bakal masyarakat di suatu daerah) Cemoro (punden yang dituakan yang terletak di sekitar pintu masuk desa Cemoro). Acara ini merupakan wujud syukur terkait dengan hasil panen yang telah diperoleh masyarakat. Ubo rampe atau peranti (perlengkapan) yang digunakan adalah bucu (tumpeng) kecil dengan isi lauk pauk komplit salah satunya adalah ayam ingkung (ayam utuh yang dimasak dengan waktu lama bersama santan dan bumbu rempah rempah). Untuk gunungan yang besar (tumpeng atau masuk Ubo rampe ni?) berisi sayur mayur hasil panen. Selain itu, dalam acara ini juga terdapat makanan khas sebagai pelengkap acara. Salah satunya adalah Pethot– makanan yang terbuat dari tepung ketan berisi kelapa yang sudah dicampur gula merah kemudian diguyur dengan kinca (sirup gula merah). Daerah Cemoro memiliki keragaman pangan lokal yang luar biasa, diantaranya adalah Entho-entho, kue cucur, lemet, dan gendar sego jagung. Ada satu makanan yang dinyatakan oleh pak Nardi sudah hilang, yakni Mentho. Makanan ini terbuat dari dedek (ampas gilingan padi) yang difermentasi selama 3-4 hari yang dicampur dengan cabe dan garam. Makanan ini diyakini tinggi probiotik dan baik untuk proses detox, tapi sayang sekarang sudah hilang.
