Dayango

From Akal Lokal
Revision as of 10:39, 12 September 2024 by Lia de Ornay (talk | contribs) (Created page with "{{Dayango: Ritual Meminta Hujan dan Pengobatan}} Menurut Ipong Niaga, peneliti Dayango yang juga mengajar di Fakultas Sastra dan Budaya (FSB) Universitas Negeri Gorontalo (UNG), ritual Dayango bertujuan untuk memohon kedatangan hujan agar kesuburan tanaman, baik yang ditanam di kebun-kebun masyarakat maupun tanaman liar di hutan kembali pulih. Selain itu, ritual ini bertujuan untuk memohon kesehatan bagi manusia dan hewan ternak. Dayango biasa diadakan pada musim pacek...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)

Template:Dayango: Ritual Meminta Hujan dan Pengobatan

Menurut Ipong Niaga, peneliti Dayango yang juga mengajar di Fakultas Sastra dan Budaya (FSB) Universitas Negeri Gorontalo (UNG), ritual Dayango bertujuan untuk memohon kedatangan hujan agar kesuburan tanaman, baik yang ditanam di kebun-kebun masyarakat maupun tanaman liar di hutan kembali pulih. Selain itu, ritual ini bertujuan untuk memohon kesehatan bagi manusia dan hewan ternak.

Dayango biasa diadakan pada musim paceklik, ketika rasi bintang ayam sedang berada di atas langit, yang ditandai dengan tanah pecah-pecah, air mengering, tanaman layu, hama merebak, banyak ternah terjangkit wabah penyakit, dan termasuk manusia ikut sakit.

"Dayango biasa diadakan jika selama enam bulan tidak turun hujan," Kata Bali Pano.

Dayango berasal dari kata daya-daya dan motiyango. Daya-daya berarti membuat janji, permohonan kepada Sang Eya, zat tertinggi di alam semesta dalam kepercayaan Gorontalo Kuno.

Referensi: Buku Sangia halaman 199