Pupuk Kimia

From Akal Lokal
Revision as of 10:50, 12 December 2024 by Lia de Ornay (talk | contribs) (Created page with "Pada 1995 pernah terjadi kekeringan cukup parah akibat kemarau panjang yang berlangsung lebih dari 10 bulan. Namun, kondisi pulih seperti sebelumnya setelah hujan turun. Dibandingkan bagian barat, bagian timur Nusa Penida memiliki curah hujan yang lebih sedikit. Di satu sisi, bagi petani tadah hujan, hujan yang turun terlalu banyak juga menyulitkan karena membuat tanaman busuk. Di Tanglad, Sekartaji, dan Batukandik, saat ini lahan menjadi lebih keras berwarna abu abu-ab...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)

Pada 1995 pernah terjadi kekeringan cukup parah akibat kemarau panjang yang berlangsung lebih dari 10 bulan. Namun, kondisi pulih seperti sebelumnya setelah hujan turun. Dibandingkan bagian barat, bagian timur Nusa Penida memiliki curah hujan yang lebih sedikit. Di satu sisi, bagi petani tadah hujan, hujan yang turun terlalu banyak juga menyulitkan karena membuat tanaman busuk.

Di Tanglad, Sekartaji, dan Batukandik, saat ini lahan menjadi lebih keras berwarna abu abu-abu atau hitam, dan tidak subur. Penyebabnya diduga karena penggunaan pupuk kimia terutama urea yang terlampau banyak. Apabila ingin menanam, masyarakat harus menggunakan pupuk kimia dengan jumlah yang lebih banyak lagi. Terhitung sejak 2005 lahan-lahan tidak produktif semakin banyak. Populasi monyet semakin bertambah dan generasi muda semakin tak tertarik menggarap lahan atau meneruskan pekerjaan orangtuanya.


Sumber: Buku Sangia, hal. 145