Babad Nusa Penida

From Akal Lokal
Revision as of 04:13, 13 December 2024 by Lia de Ornay (talk | contribs) (Created page with "'''Cuplikan terjemahan Babad Nusa Penida yang dituturkan dari waktu ke waktu dan dijadikan pegangan para Bendesa Adat di Kecamatan Nusa Penida''', ''Tahun Saka 43, Ida Batara Guru turun ke bumi dengan membawa pengikut ke tempat Pura Mesaab dan itu meraga Dewata (masih berupa dewata). Tahun Saka 50 Ida Betara Siwa turun ke Bumi bersama Dewi Uma beserta pengikutnya di sebuah Gunung Mundi atau Bukit Mundi. Dan di Bukit Mundi itulah Dewi Uma menjelma dari meraga dewata...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)

Cuplikan terjemahan Babad Nusa Penida yang dituturkan dari waktu ke waktu dan dijadikan pegangan para Bendesa Adat di Kecamatan Nusa Penida,

Tahun Saka 43, Ida Batara Guru turun ke bumi dengan membawa pengikut ke tempat Pura Mesaab dan itu meraga Dewata (masih berupa dewata). Tahun Saka 50 Ida Betara Siwa turun ke Bumi bersama Dewi Uma beserta pengikutnya di sebuah Gunung Mundi atau Bukit Mundi. Dan di Bukit Mundi itulah Dewi Uma menjelma dari meraga dewata menjadi manusia. Ide Betara Siwa menjelma menjadi seorang laki-laki atau seorang pandita. Bergelar Dukuh Jumpungan. Sehingga, dibentuklah nama Nuse Penide. Dan istri dari Dukuh Jumpungan bernama Ni Puri. Selain Puncak Mundi, Ida Betara Siwa juga turun di Tunjuk Pusuh (berada di Tanglad) pada tahun saka 55. Dan di Pura Puncak Mundi beristana Ida Dukuh Jumpungan. Perang Dalem Sawang mempunyai pasukan wong samar. Wong samar menebar penyakit sehingga rakyat Nuse ketakutan dan kejadian itu, maka Ide Hyang Toh Langkir yang berstana di Gunung Agung sebagai Raja Bali prihatin terhadap rakyat Nuse. Kemudian Ide Hyang Toh Langkir mengambil rumput atau dukut yang disebut Padang Kasna dengan mulai bersemadi sehingga Padang Kasna berubah menjadi anak laki-laki yang kesatria yang diberi nama Dalem Dukut. Maka Dalem Dukutlah yang membebaskan rakyat Nuse dari kesengsaraan. Dan akhirnya Dalem Dukut berperang dengan Dalem Sawang. Dalem Dukut memakai keris Ratu Ratna Kencana dengan berlayar memakai daun tehep dan berlabuh di pesisir Bias Muntig (di Banjar Nyuh). Dan Dalem Dukut melanjutkan perjalanan singgah di Desa Bodong (timur Banjar Nyuh). Dengan berbekal keris Ratna Kencana don dari sebuah rakyat Nuse maka Dalem Dukut berjalan menuju ke Sukuri ke tempat kerajaan Dalem Sawan. Dan akhirnya Dalem Dukut dan Dalem Sawan sepakat untuk perang satu lawan satu di daerah Sukur. Perang tanding yang kedua dilaksanakan di Bukit Mundi karena Dalem Dukut tak bisa mengalahkan Dalem Sawang. Maka diutuslah istri Dalem Dukut ke Nuse dengan membawa keris Pencok Sahang yang berasal dari paruh manuk dewata pemberian dari Ida Hyang Toh Langkir. Dengan melihat keris Pencok Sahang Dalem Sawang mengaku kalah. Pura Dalem Dukut berdiri sejak tahun saka 260 setelah Dalem Dukut moksa dan beristana di Pura Dalem Dukut. Pura Pusering Dalem Dukut tempat istana Ide Dalem Dukut. Pura Meranting istana Sang Hyang Ardhanareswari.

Sumber: Buku Sangia, hal. 162