Rumah Suku Bajo
Beberapa rumah penduduk dibangun di atas tumpukan batu karang yang
diambil oleh Suku Bajo pada saat laut surut atau meti. Batu-batu karang ini
kemudian ditumpuk sebagai pondasi dengan ketinggian yang antara dua sampai
empat meter dari dasar laut. Ketinggian pondasi yang mirip tembok batu ini
dirancang harus melewati batas pasang tertinggi air laut. Ini untuk menghindari
genangan air pasang masuk ke dalam rumah.
Pemanfaatan karang sebagai pondasi baru-baru saja dilakukan masyarakat
Bajo. Sebelumnya, sebagian rumah penduduk lainnya didirikan menggunakan
tiang pancang dari kayu bakau. Kayu bakau tahan terhadap air laut yang asin
dihunjam ke dasar laut. Rumah panggung dengan tiang tancap ini adalah model
awal rumah suku bajo setelah ada permukiman. Dulu orang Bajo tinggal di soppe
atau bangka, istilah untuk perahu yang berukuran besar. Dalam sejarah nya, orang
Bajo dikenal sebagai “manusia perahu”, dan terbiasa hidup berpindah-pindah.
Konsep rumah dan perkampungan menetap belum lama dikenal.
Oleh: Edi Harto, FORKANI
Dalam buku Fajar Timur Hingga Senja Kala halaman, 55
