Nyiru
Nyiru adalah nampan yang terbuat dari anyaman daun gewang (sejenis pohon palma yang berbatang rendah dengan daun panjang menyerupai telapak tangan). Jika masih baru, nyiru berwarna hijau muda, makin lama dia dipakai warnanya berubah kekuningan.[1]
Biasanya, nyiru digunakan untuk meletakkan bulu bulu kapas yang baru saja dipetik dari pohonnya. Gunanya, untuk memisahkan kapas dari bijinya. Biasanya, bisa menggunakan tangan, atau kadang memakai bninis (alat pemisah biji kapas tradisional orang Timor/Suku Dawan). [1]
Sebelum dipintal menjadi benang, bulu-bulu kapas harus direnggangkan sehingga mengembang menggunakan alat seperti busur panah yang disebut sifo. Hasilnya, tumpukan kapas yang menyerupai salju di atas nyiru. Tumpukan ini kemudian digulung seperti kepompong-kepompong seukuran kepalan tangan anak kecil. Kumpulan “kepompong” yang dinamakan t'sun ini dipintal menjadi benang dengan ike sunti (ike: kayu berbentuk lembing pendek sepanjang 25 cm untuk memintal kapas, sunti: tempurung/tempat kosong)[1]
- ↑ 1.0 1.1 1.2 Tenun dan Para Penjaga Identitas, hal. 15
