Sumanga

From Akal Lokal
Revision as of 10:58, 16 January 2025 by Lia de Ornay (talk | contribs) (Created page with "== Sistem Kepercayaan Masyarakat Wakatobi == Selain ''sangia'', masyarakat Wakatobi juga percaya pada keberadaan roh-roh nenek moyang, sama seperti ''sangia'', ada yang baik ada yang jahat menurut tabiatnya semasa hidup. Mereka percaya, setelah meninggal roh leluhur dan kerabat tetap bersama mereka yang masih hidup. Dan, roh-roh itu juga bisa sakit, sama seperti manusia, biasa disebut '''''sumanga'''''. Misalnya ketika ada anak yang menangis terus menerus, maka o...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)

Sistem Kepercayaan Masyarakat Wakatobi

Selain sangia, masyarakat Wakatobi juga percaya pada keberadaan roh-roh nenek moyang, sama seperti sangia, ada yang baik ada yang jahat menurut tabiatnya semasa hidup. Mereka percaya, setelah meninggal roh leluhur dan kerabat tetap bersama mereka yang masih hidup. Dan, roh-roh itu juga bisa sakit, sama seperti manusia, biasa disebut sumanga. Misalnya ketika ada anak yang menangis terus menerus, maka orang tua akan mengatakan anak tersebut kemasukan roh anak-anak yang dulu semasa hidupnya menderita karena sering dimarahi orangtuanya.

Sangia-sangia dan roh-roh nenek moyang ini menguasai daerah-daerah seperti tersebut di atas. Mereka mampu menjinakkan kekuatan alam yang terjadi di tempat-tempat itu. Jika terjadi badai, angin topan, gelombang dan berbagai kekuatan alam lainnya, manusia akan meminta pertolongan pada sangia dan roh nenek moyang untuk menjinakkannya agar tidak membawa kerugian.

Sumber:

Lopulalan, Dicky dan Palupi Nirmala. 2021. Sangia, Hui, Sang Hyang Dollar, dan Para Pembaca Bintang. Jakarta:Terasmitra dan Kapasungu