Wiwitan Mbako
Wiwitan Mbako adalah sebuah tradisi untuk memulai panen tembakau. Biasanya membawa makanan berupa bucu (tumpeng kecil) serta pelengkap lainnya dan mulai didoakan oleh sesepuh desa kemudian dimakan bersama dengan pemilik ladang atau keluarga yang ikut menyaksikan.
Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu cara masyarakat untuk mengucapkan syukur atas hasil panen yang diperoleh dan mengharapkan pengolahan hasil panen dapat berjalan lancar.[1]
Penulis Artikel
Sumber:
TM untuk Knowledge Management GEF SGP fase 7 / Sumartini
- ↑ Bapak Nardi (Mitra Rimba Lestari, 40 Tahun)