Kelompok Tenun Korasang Manuwalu: Difference between revisions
(Created page with "thumb|Dokumentasi Tenun untuk Kehidupan Batch 1: Alvin Valeriano Warosare '''Kelompok Tenun Korasang Manuwalu''' ini terletak di Desa Takaplager, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Korasang Manuwalu, kelompok tenun yang dibentuk pada tahun 2011, memproduksi kain tenun ikat warna alam. Kelompok tenun ini didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian keluarga dan mempe...") |
Lia de Ornay (talk | contribs) No edit summary |
||
| Line 1: | Line 1: | ||
[[File:Alvin Valeriano Warosare - Sequence - | [[File:Alvin Valeriano Warosare - Sequence - 09.jpg|thumb|Kelompok Tenun Korasang Manuwalu. (Foto: Alvin Valeriano Warosare/Ende)]] | ||
'''Kelompok Tenun Korasang Manuwalu''' ini terletak di Desa Takaplager, Kabupaten Sikka, [[:Category:Nusa Tenggara Timur|Nusa Tenggara Timur (NTT)]]. | |||
== Sumber == | Korasang Manuwalu, kelompok [[Tenun Biboki|tenun]] yang dibentuk pada tahun 2011, memproduksi kain [[Tenun Bayan|tenun]] ikat warna alam. Kelompok tenun ini didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian keluarga dan mempertahankan warisan budaya. | ||
Dokumentasi Tenun | |||
Kualitas produk adalah syarat mutlak dan keunggulan kelompok ini. Setiap [[Tenun Sabu|tenun]] ikat yang dihasilkan telah melalui kontrol produksi yang ketat sehingga jaminan mutu bagi pasar sangat terjaga, sekaligus menjaga reputasi di pasar. | |||
== Pewarna Alami == | |||
Pewarnaan tenun di kelompok ini biasanya menggunakan pewarna alami. Warna biru itu pakai [[Tanaman Tarum|indigo]], kuning pakai kunyit, dan merah pakai ''bur''. Untuk merah juga bisa pakai akar mengkudu dicampur dengan ''loba''. | |||
Setiap anggota bahkan memiliki kebun sendiri sebagai sumber untuk bahan baku pewarna alam demi memperkuat keberlanjutan [[tenun]] ikat warna alam. | |||
[[File:Alvin Valeriano Warosare - Sequence - 06.jpg|thumb|Tiga jenis pewarna alami yang dibuat oleh mama-mama penenun (Foto: Alvin Valeriano Warosare/Ende)]] | |||
Gambar di samping merupakan tiga jenis cairan pewarna alam yang dibuat oleh sekelompok mama-mama penenun Korasang Manuwalu, di Desa Takaplager, Kecamatan Nitta, Kabupaten Sikka, NTT. | |||
Warna merah terbuat dari kulit mahoni. Warna kuning dari campuran kulit nangka, mangga, dan kunyit. Warna hijau dari daun suji dan daun pepaya. | |||
Tiga jenis cairan ini menjadi bahan dasar yang paling banyak digunakan dalam pembuatan tenun. Proses pembuatannya membutuhkan waktu kurang lebih dua hari. | |||
== Sumber: == | |||
Dokumentasi program "Tenun Untuk Kehidupan" Batch 1: Alvin Valeriano Warosare | |||
[[Category:Tenun Untuk Kehidupan (TUK)]] | [[Category:Tenun Untuk Kehidupan (TUK)]] | ||
[[Category:Tenun]] | [[Category:Tenun]] | ||
[[Category:Nusa Tenggara Timur]] | [[Category:Nusa Tenggara Timur]] | ||
[[Category:Budaya]] | [[Category:Budaya]] | ||
Latest revision as of 08:23, 5 May 2025
Kelompok Tenun Korasang Manuwalu ini terletak di Desa Takaplager, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Korasang Manuwalu, kelompok tenun yang dibentuk pada tahun 2011, memproduksi kain tenun ikat warna alam. Kelompok tenun ini didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian keluarga dan mempertahankan warisan budaya.
Kualitas produk adalah syarat mutlak dan keunggulan kelompok ini. Setiap tenun ikat yang dihasilkan telah melalui kontrol produksi yang ketat sehingga jaminan mutu bagi pasar sangat terjaga, sekaligus menjaga reputasi di pasar.
Pewarna Alami
Pewarnaan tenun di kelompok ini biasanya menggunakan pewarna alami. Warna biru itu pakai indigo, kuning pakai kunyit, dan merah pakai bur. Untuk merah juga bisa pakai akar mengkudu dicampur dengan loba.
Setiap anggota bahkan memiliki kebun sendiri sebagai sumber untuk bahan baku pewarna alam demi memperkuat keberlanjutan tenun ikat warna alam.
Gambar di samping merupakan tiga jenis cairan pewarna alam yang dibuat oleh sekelompok mama-mama penenun Korasang Manuwalu, di Desa Takaplager, Kecamatan Nitta, Kabupaten Sikka, NTT.
Warna merah terbuat dari kulit mahoni. Warna kuning dari campuran kulit nangka, mangga, dan kunyit. Warna hijau dari daun suji dan daun pepaya.
Tiga jenis cairan ini menjadi bahan dasar yang paling banyak digunakan dalam pembuatan tenun. Proses pembuatannya membutuhkan waktu kurang lebih dua hari.
Sumber:
Dokumentasi program "Tenun Untuk Kehidupan" Batch 1: Alvin Valeriano Warosare
