Binongko: Difference between revisions

From Akal Lokal
(Created page with "Binongko adalah salah satu pulau besar di Kepulauan Wakatobi, Binongko dikenal sebagai ‘kepala’ yang menyusuntubuh bernama Wakatobi. Layaknya sebuah kepala yang fisiknya keras, begitu pula kondisi yang ada di Binongko, bertanah keras dan tandus. Pada bentangalam yang dikenal keras ini, Binongko memiliki lembaga adat yang mengatur banyak hal yang ada di pulau, termasuk perihal lingkungan. Di Binongko ada tiga wilayah adat. Pertama, wilayah adat 'Lakina Wali' yang bias...")
 
No edit summary
Line 1: Line 1:
Binongko adalah salah satu pulau besar di Kepulauan Wakatobi, Binongko dikenal sebagai ‘kepala’ yang menyusuntubuh bernama Wakatobi. Layaknya sebuah kepala yang fisiknya keras, begitu pula kondisi yang ada di Binongko, bertanah keras dan tandus. Pada bentangalam yang dikenal keras ini, Binongko memiliki lembaga adat yang mengatur banyak hal yang ada di pulau, termasuk perihal lingkungan. Di Binongko ada tiga wilayah adat. Pertama, wilayah adat 'Lakina Wali' yang biasa disebut 'Sarano Wali'.
Binongko adalah salah satu pulau besar di Kepulauan Wakatobi, Binongko dikenal sebagai ‘kepala’ yang menyusuntubuh bernama Wakatobi. Layaknya sebuah kepala yang fisiknya keras, begitu pula kondisi yang ada di Binongko, bertanah keras dan tandus. Pada bentangalam yang dikenal keras ini, Binongko memiliki lembaga adat yang mengatur banyak hal yang ada di pulau, termasuk perihal lingkungan. Di Binongko ada tiga wilayah adat. Pertama, wilayah adat 'Lakina Wali' yang biasa disebut 'Sarano Wali'.
Kedua, wilayah adat 'Bonto Papalia' dimana wilayah adat ini dipegang oleh perwakilan Lakina di desa-desa.   
Kedua, wilayah adat 'Bonto Papalia' dimana wilayah adat ini dipegang oleh perwakilan Lakina di desa-desa.   
Yang terakhir, wilayah 'Jou Palahidu' dulu ada permasalahan di Bonto atau Jou, maka semua akan diselesaikan di Wali sebagai pusat pemerintahan. Di jaman dulu, pemilihan para pimpinan bonto dan jou tidaklah jauh-jauh dari lingkungan keluarga lakina wali. Misalnya saja ketika cucu lakina wali yang keempat diutus dan ‘dikasih kawin’ di papalia sebagai bonto yang pertama. Ada pula cerita yang mengisahkan anak lakina wali lainnya yang diutus ke jou palahidu. Penunjukan anggota keluarga lakina wali di masa itu dianggap <ref><ref><ref><ref></ref></ref></ref></ref>mampu menjaga ketentraman di masyarakat.
Yang terakhir, wilayah 'Jou Palahidu' dulu ada permasalahan di Bonto atau Jou, maka semua akan diselesaikan di Wali sebagai pusat pemerintahan. Di jaman dulu, pemilihan para pimpinan bonto dan jou tidaklah jauh-jauh dari lingkungan keluarga lakina wali. Misalnya saja ketika cucu lakina wali yang keempat diutus dan ‘dikasih kawin’ di papalia sebagai bonto yang pertama. Ada pula cerita yang mengisahkan anak lakina wali lainnya yang diutus ke jou palahidu. Penunjukan anggota keluarga lakina wali di masa itu dianggap mampu menjaga ketentraman di masyarakat. <ref>Buku Wakatobi Dalam Pusaran Zaman : Sebuah [https://drive.google.com/drive/folders/1JnKqvZcAImoCuKeVhw7r_84XJ3m7mM3i Antologi]</ref>

Revision as of 10:15, 26 December 2024

Binongko adalah salah satu pulau besar di Kepulauan Wakatobi, Binongko dikenal sebagai ‘kepala’ yang menyusuntubuh bernama Wakatobi. Layaknya sebuah kepala yang fisiknya keras, begitu pula kondisi yang ada di Binongko, bertanah keras dan tandus. Pada bentangalam yang dikenal keras ini, Binongko memiliki lembaga adat yang mengatur banyak hal yang ada di pulau, termasuk perihal lingkungan. Di Binongko ada tiga wilayah adat. Pertama, wilayah adat 'Lakina Wali' yang biasa disebut 'Sarano Wali'. Kedua, wilayah adat 'Bonto Papalia' dimana wilayah adat ini dipegang oleh perwakilan Lakina di desa-desa. Yang terakhir, wilayah 'Jou Palahidu' dulu ada permasalahan di Bonto atau Jou, maka semua akan diselesaikan di Wali sebagai pusat pemerintahan. Di jaman dulu, pemilihan para pimpinan bonto dan jou tidaklah jauh-jauh dari lingkungan keluarga lakina wali. Misalnya saja ketika cucu lakina wali yang keempat diutus dan ‘dikasih kawin’ di papalia sebagai bonto yang pertama. Ada pula cerita yang mengisahkan anak lakina wali lainnya yang diutus ke jou palahidu. Penunjukan anggota keluarga lakina wali di masa itu dianggap mampu menjaga ketentraman di masyarakat. [1]

  1. Buku Wakatobi Dalam Pusaran Zaman : Sebuah Antologi