Kadese Wolao: Difference between revisions
Selia Nangi (talk | contribs) (Created page with "''Kadese Wolao''<ref>Buku Wakatobi Dalam Pusaran Zaman :Sebuah [https://drive.google.com/drive/folders/1JnKqvZcAImoCuKeVhw7r_84XJ3m7mM3i Antologi]</ref> adalah tumbuhan liar yang bunganya dimanfaatkan untuk dimakan. Tumbuhan ini berupa pohon besar, bunganya seperti bunga pepaya. kayu Kadese Wolao biasa dimanfaatkan juga sebagai kayu bakar. Rasa bungan Kadese Wolao pahit. Untuk mengurangi rasa pahit, masyarakat Binongko biasanya merebusnya terlebih dahulu baru kemudian di...") |
Lia de Ornay (talk | contribs) No edit summary |
||
| (2 intermediate revisions by the same user not shown) | |||
| Line 1: | Line 1: | ||
''Kadese Wolao''<ref> | '''''Kadese Wolao'''''<ref>Fitria, Linda, dkk. 2021. [https://drive.google.com/file/d/1SuW9VQKLTkgG4dibKGmWhFWRCe22eISu/view?usp=drive_link Wakatobi dalam Pusaran Zaman: Sebuah Antologi]. Jakarta: Terasmitra dan Wisanggeni91</ref> adalah tumbuhan liar yang bunganya dimanfaatkan untuk dimakan. Tumbuhan ini berupa pohon besar, bunganya seperti bunga pepaya. Kayu ''Kadese Wolao'' biasa dimanfaatkan juga sebagai kayu bakar. Rasa bunga ''Kadese Wolao'' pahit. Untuk mengurangi rasa pahit, masyarakat Binongko biasanya merebusnya terlebih dahulu baru kemudian ditumis. | ||
Makanan ini biasanya dipasangkan dengan makanan umbi seperti sagu. Sagu di sini bukan jenis palem yang umum dikenal, melainkan seperti tanaman kunyit dengan umbi yang panjang seperti wortel berwarna putih dan banyak seratnya. Biasanya umbi sagu ini dimasak menjadi ''Kalempe'' dan ''Bapeda.'' | |||
{{Penulis}} | |||
== Sumber: == | |||
<references /> | |||
[[Category:Makanan lokal]] | |||
[[Category:Wakatobi]] | |||
[[Category:Tanaman Lokal]] | |||
Latest revision as of 02:56, 23 April 2025
Kadese Wolao[1] adalah tumbuhan liar yang bunganya dimanfaatkan untuk dimakan. Tumbuhan ini berupa pohon besar, bunganya seperti bunga pepaya. Kayu Kadese Wolao biasa dimanfaatkan juga sebagai kayu bakar. Rasa bunga Kadese Wolao pahit. Untuk mengurangi rasa pahit, masyarakat Binongko biasanya merebusnya terlebih dahulu baru kemudian ditumis.
Makanan ini biasanya dipasangkan dengan makanan umbi seperti sagu. Sagu di sini bukan jenis palem yang umum dikenal, melainkan seperti tanaman kunyit dengan umbi yang panjang seperti wortel berwarna putih dan banyak seratnya. Biasanya umbi sagu ini dimasak menjadi Kalempe dan Bapeda.
Penulis Artikel
Sumber:
- ↑ Fitria, Linda, dkk. 2021. Wakatobi dalam Pusaran Zaman: Sebuah Antologi. Jakarta: Terasmitra dan Wisanggeni91
