Pale: Difference between revisions
Rzky Ari 14 (talk | contribs) No edit summary |
Lia de Ornay (talk | contribs) No edit summary |
||
| Line 1: | Line 1: | ||
[[File:Pale.png|thumb|299x299px|Jumali Maku, potret petani yang menanam padi benih lokal Gorontalo. ( | [[File:Pale.png|thumb|299x299px|Jumali Maku, potret petani yang menanam padi benih lokal [https://gorontaloprov.go.id/ Gorontalo]. (Foto: Buku Jejak Pangan Lokal Nusantara / Edy Susanto)]] | ||
'' | '''''Pale''''' merupakan bahasa lokal untuk tanaman padi di [https://gorontaloprov.go.id/ Gorontalo]. Provinsi di Pulau Sulawesi bagian utara ini sesungguhnya mempunyai banyak jenis ''pale'' atau padi lokal. Antara lain adalah; '''padi ''ponelo'' putih''', '''''ponelo'' merah''', '''''maraya''''' (kuning), '''''manggiso''''' (ada yang putih, ada yang kuning, dan ada yang merah dengan bulir agak besar). Rata-rata padi yang biasa ditanam di ladang ini berumur empat bulan untuk bisa dipanen.<ref name=":0">Damayanti, Ery dan Masjhur Nina. 2022. [https://drive.google.com/file/d/1hOvBAx4QHgaDAnCpzoCjuocLY2KVJdgG/view?usp=drive_link Jejak Pangan Lokal Nusantara]. Jakarta:Terasmitra bekerjasama dengan GEF-SGP Indonesia dan LiterasiVisual15 (hal. 22)</ref> | ||
Ciri khas | == Ciri khas ''Pale'' == | ||
Ciri khas dari ''pale'' ini adalah rata-rata memiliki wangi aroma pandan. Saat ditanak, orang-orang tua di [https://gorontaloprov.go.id/ Gorontalo] biasanya dengan cepat sudah bisa menandai hanya dari aromanya. Harum yang demikian pun juga sudah tercium sejak padi ditumpuk dan ditampi. | |||
Sayangnya, jenis-jenis '' | Sayangnya, jenis-jenis ''pale'' kini sudah sangat jarang ditanam orang. Meski para petani di Desa Saritani, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo; masih kerap menanam padi ''poleno'' putih di ladang-ladang mereka.<ref name=":0" /> | ||
[[File:Pale 2.png|thumb|452x452px|Potret Sawah Pale Gorontalo. ( | [[File:Pale 2.png|thumb|452x452px|Potret Sawah ''Pale'' [https://gorontaloprov.go.id/ Gorontalo]. (Foto: Buku Jejak Pangan Lokal Nusantara / Edy Susanto)]] | ||
== | == Sumber: == | ||
[[File:Pale 3.png|thumb|453x453px|Menumbuk Pale di Desa Saritani. ( | [[File:Pale 3.png|thumb|453x453px|Menumbuk ''Pale'' di Desa Saritani. (Foto: Buku Jejak Pangan Lokal Nusantara / Edy Susanto)]] | ||
Damayanti, Ery dan Masjhur Nina. 2022. [https://drive.google.com/file/d/1hOvBAx4QHgaDAnCpzoCjuocLY2KVJdgG/view?usp=drive_link Jejak Pangan Lokal Nusantara]. Jakarta:Terasmitra bekerjasama dengan GEF-SGP Indonesia dan LiterasiVisual15 (hal. 22) | Damayanti, Ery dan Masjhur Nina. 2022. [https://drive.google.com/file/d/1hOvBAx4QHgaDAnCpzoCjuocLY2KVJdgG/view?usp=drive_link Jejak Pangan Lokal Nusantara]. Jakarta:Terasmitra bekerjasama dengan GEF-SGP Indonesia dan LiterasiVisual15 (hal. 22) | ||
[[Category:Pertanian]] | |||
[[Category:Pangan Lokal]] | |||
[[Category:Gorontalo]] | |||
Latest revision as of 10:17, 7 January 2025
Pale merupakan bahasa lokal untuk tanaman padi di Gorontalo. Provinsi di Pulau Sulawesi bagian utara ini sesungguhnya mempunyai banyak jenis pale atau padi lokal. Antara lain adalah; padi ponelo putih, ponelo merah, maraya (kuning), manggiso (ada yang putih, ada yang kuning, dan ada yang merah dengan bulir agak besar). Rata-rata padi yang biasa ditanam di ladang ini berumur empat bulan untuk bisa dipanen.[1]
Ciri khas Pale
Ciri khas dari pale ini adalah rata-rata memiliki wangi aroma pandan. Saat ditanak, orang-orang tua di Gorontalo biasanya dengan cepat sudah bisa menandai hanya dari aromanya. Harum yang demikian pun juga sudah tercium sejak padi ditumpuk dan ditampi.
Sayangnya, jenis-jenis pale kini sudah sangat jarang ditanam orang. Meski para petani di Desa Saritani, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo; masih kerap menanam padi poleno putih di ladang-ladang mereka.[1]
Sumber:
Damayanti, Ery dan Masjhur Nina. 2022. Jejak Pangan Lokal Nusantara. Jakarta:Terasmitra bekerjasama dengan GEF-SGP Indonesia dan LiterasiVisual15 (hal. 22)
- ↑ 1.0 1.1 Damayanti, Ery dan Masjhur Nina. 2022. Jejak Pangan Lokal Nusantara. Jakarta:Terasmitra bekerjasama dengan GEF-SGP Indonesia dan LiterasiVisual15 (hal. 22)
