Makanan Khas Nusa Penida

From Akal Lokal

Makanan khas setiap daerah dikenal dengan istilah makanan tradisional. Makanan tradisional adalah makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat tertentu dengan cita rasa yang khas yang diterima oleh masyarakat tertentu. Dalam KBBI makanan tradisional adalah makanan yang dibuat secara tradisiobal.[1]

Foto: Buku Sangia

Menu makanan khas turun temurun masyarakat Nusa Penida yang mereka sebut ledok-ledok/loteng, jukut- jukut, nasi sela/nasi cacah, nasi jagung, sela kukus, ubi kayu kukus, aneka jajanan.

Ledok-Ledok atau Ledok/Loteng

Ledok-ledok atau ledok/loteng ini dibuat dari telahan (beras jagung), ketela pohon, ubi jalar, labu kuning, sayur-mayur, kacang- kacangan. Sayur-mayur yang biasa digunakan diantaranya daun kelor, pucuk labu, bayam, daun kacang muda/lembayung, kemangi, daun sela bun (ketela rambat), buah pepaya muda, nangka muda, paye (pare) muda. Kacang-kacangan yang biasa digunakan adalah kacang merah, kacang lindung, kacang komak.

Bumbunya meliputi cabai, bawang putih, kencur, kemangi, garam, daun salam, cabai, jeruk lemon. Biasanya disajikan hangat-hangat ditambahkan sambal kacang.

Jukut-jukut

Jukut-jukut adalah salah satu menu versi ledok/loteng yang berkuah dengan porsi sayuran yang lebih banyak. Bahan Jukut-jukut diantaranya kacang- kacangan, bayam, daun kacang, daun ketela rambat, kelor, ditambah jagung muda dan ketela rambat.

Bumbunya, kencur, bawang putih, bawang merah, cabai, garam, dan kemangi. Semua bahan dicampur, disajikan hangat-hangat dan dimakan dengan kuah dan sambal.

Makanan Khas Lainnya[2]

  • Nasi sela atau nasi cacah. Nasi sela dibuat dari ubi kayu atau ubi jalar yang dicacah kecil-kecil kemudian dikukus. Cara penyajiannya bisa dicampur dengan nasi beras, parutan kelapa, sayur-mayur dan be awan (ikan yang dimasak pindang lalu digoreng dan dicampur sambal).
  • Jaje bolong (kembung) berwarna coklat tua, berbentuk segitiga. Dibuat dari tepung beras, kelapa, telur, gula kelapa, lengis tandusan/ minyak kelapa buatan sendiri. Semua bahan difermentasi kemudian digoreng dengan minyak kelapa hingga berwarna coklat kehitaman. Masing-masing daerah berbeda. Ada yang dicampur telur, ada yang tidak. Jaje bolong bisa awet sampai satu bulan.
  • Jaje rangin dibuat dari parutan kelapa, tepung ketan, dan gula pasir. Semua bahan dicampur menjadi adonan kemudian dibakar/dipanggang di atas tungku. Jika adonan sudah terlihat matang, selanjutnya dilipat menggunakan sumpit bambu, lalu diolesi gula dan dilipat lagi. Syarat utama membuat jaje rangin ini, apinya harus menggunakan kayu bakar. Jika disimpan dengan baik, bisa bertahan hingga sepuluh hari. Rasanya jangan ditanya. Gurih.
  • Jaje sesahan, kue ini berbahan dasar beras ketan yang dikukus kemudian dibentuk kerucut, bulat, pipih, segi empat seperti buku. Dicampur/ tanpa garam, lalu dijemur dan jika kering langsung digoreng. Serupa rengginang.
  • Jaje rita, yang bentuknya seperti gurita. Dibuat dari tepung ketan dan tepung beras dicampur air gula kemudian dijadikan adonan dan didiamkan beberapa saat, dicetak-cetak dan dipipihkan lalu digoreng.
  • Jaje bantal. Konon, jajanan ini secara turun temurun dijadikan jajan utama setiap upacara digelar. Bahannya dari tanaman khas Nusa Penida, yaitu bleleng (sorgum hitam keunguan) dan gula nira dan dibungkus menggunakan busung (daun kelapa muda) kelapa hijau, disemat (ditusuk) dengan lidi dari kelapa hijau juga. Jaje bantal ini juga dipercaya bisa menyembuhkan sakit perut. Di beberapa desa, adonan jaje bantal juga ditambah kacang jongkok yang menambah rasa gurih.

Penulis Artikel

✍️ Ditulis oleh: Lia de Ornay

Sumber:

Lopulalan, Dicky dan Palupi Nirmala. 2021. Sangia, Hui, Sang Hyang Dollar, dan Para Pembaca Bintang. Jakarta: Terasmitra dan Kapasungu dan didukung oleh GEF SGP Indonesia

  1. balaibahasaprovinsimaluku.kemdikbud.go.id
  2. Lopulalan, Dicky dan Palupi Nirmala. 2021. Sangia, Hui, Sang Hyang Dollar, dan Para Pembaca Bintang. Jakarta: Terasmitra dan Kapasungu dan didukung oleh GEF SGP Indonesia (hal.170)